Papua No. 1 News Portal | Jubi
Ambon, Jubi – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maluku menghentikan aktifitas penambangan emas tanpa izin temuan warga pesisir pantai Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Penambangan emas tanpa izin dikhawatirkan menimbulkan pencemaran dari merkuri dan sianida yang selama ini dipasok ke lokasi penambang emas.
“Untuk mengantisipasi, kami mengutus tim inspektur tambang emas, mereka akan melihat lebih dekat dan mengamankan tambang di sana dan membicarakan dengan pemerintah desa untuk menyetop penambang emas liar,” kata Kepala Dinas ESDM Maluku, Fauzan Chatib, Rabu (24/3/2021).
Baca juga : Selamatkan tambang emas rakyat Korowai, ribuan masyarakat gelar doa bersama
253 warga petambang emas Korowai tes cepat COVID-19
Warga Solok Selatan ini tertimbun tambang emas era kolonial
Upaya menghentikan penambangan emas liar tersebut untuk menjaga ekosistem biota laut, jangan sampai mati dan tidak berdampak bagi penambang. “Selain biota laut, penambang dan lingkungan, tambang emas disetop guna mengantisipasi peredaran sianida dan merkuri masuk ke sana,”ujar Fauzan menambahkan.
Saat ini ESDM Maluku masih menunggu kabar dari tim inspektur tambang emas yang diutus ke sana guna membicarakan masalah tersebut dengan pemerintah desa setempat.
Fauzan meminta aparat kepolisian Polres Maluku Tengah segera melakukan penjagaan di sejumlah pintu masuk agar mencegat penyelundupan merkuri dan sianida ke lokasi penambangan emas di pesisir Pantai Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah.
Jika dibiarkan masuk pelabuhan terbuka lebar memungkinkan pihak-pihak lain berkesempatan memasok merkuri dan sianida, sehingga antisipasi kami amankan lokasi dengan cara menyetop penambangan di sana.
“Jangan sampai bahan berbahaya itu digunakan penambang di sana akan berdampak bagi lingkungan dan anak cucu di sana,” katanya.
Syarifah Warga Desa Tamilouw yang disebut pertama kali menemukan tambang emas itu menceritakan kisah yang menemukan tambang bersama dua saudaranya pada Sabtu pekan lalu.
“Saat itu saya sama kakak sedang dulang pasir, namun di dalam pasir ada biji emas. Karena ada butiran emas, kami coba-coba mendulang pakai kuali ternyata dapat emas,” kata Syarifah.
Kala itu, ia menceritakan kepada warga tetangga rumahnya, warga pun ramai-ramai menyerbu pantai sambil membawa seadanya seperti skop, karpet dan kuali.
“Setiap hari warga mendulang mendapatkan tujuh hingga 10 gram emas,” katanya. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol