Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Ketua Tim Peduli Kemanusiaan Kabupaten Puncak, Yunias Kulla meminta Pemerintah Kabupaten Puncak dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Puncak untuk lebih aktif menangani para warganya yang mengungsi karena konflik bersenjata di sana. Kulla menilai Pemerintah Kabupaten Puncak dan DPRD Puncak tidak memiliki kebijakan yang jelas dalam menangani para pengungsi.
Ribuan warga sipil di Kabupaten Puncak, Papua, meninggalkan kampung halaman mereka untuk mengungsi pasca eskalasi konflik bersenjata di Puncak pada April 2021. Eskalasi konflik bersenjata itu terjadi pasca penembakan guru di Puncak pada 8 dan 9 April 2021. Sejak penembakan 27 April 2021, semakin banyak warga sipil yang mengungsi, termasuk ke Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, Papua.
“Sejak awal kejadian baku kontak senjata [dan] penembakan sampai dengan sekarang, pemerintah daerah dan DPRD [terkesan seperti] lepas tangan. Masyarakat seperti anak ayam kehilangan induknya,” kata Kulla saat dihubungi melalui layanan pesan Whatsapp pada Jumat (4/6/2021).
Kulla mengatakan sebagai masyarakat yang peduli sudah berinisiatif membuka posko untuk menggalang bantuan dan mendistribusikan bantuan tersebut. Tim Peduli Kemanusiaan Kabupaten Puncak misalnya, membuka pos penggalangan bantuan di Timika.
Baca juga: Ratusan warga Kabupaten Puncak masih mengungsi ke Ilaga
Akan tetapi, Kulla mengeluh karena upayanya itu tidak disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Puncak. “Harusnya pemerintah melakukan koordinasi dengan kami. Kami ingin membantu, tapi kalau mereka cuek, jujur, kami sangat kesal dengan pembiaran terhadap masyarakat yang mengungsi,” kata Kulla.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Puncak dan DPRD Puncak bekerja sama untuk menyelamatkan warga sipil yang mengungsi ke hutan, atau mengungsi ke Distrik Beoga, Ilaga, bahkan ke sejumlah kabupaten tetangga seperti Mimika. Kulla menyatakan saat ini pihaknya tengah mendata warga Puncak yang mengungsi ke Kwamki Baru di Timika, dan para pengungsi di Kwamki Baru juga belum menerima bantuan dari Pemerintah Kabupaten Puncak. “Pemerintah daerah tidak memerhatikan, sehingga penggungsi merasa kelaparan dan selalu mengeluh kepada Tim Peduli kemanusiaan di Mimika,” katanya.
Kulla juga berharap warga Puncak di Mimika akan mau mengulurkan tangan untuk membantu para warga Puncak yang mengungsi ke sana. “Saya imbau agar orang-orang Puncak yang ada di manapun agar dapat membuka posko penggalangan dana dan membantu masyarakat yang terdampak,” katanya.
Pemuda asal Puncak, Parex Tekege meminta agar aparat keamanan TNI/Polri di Puncak ditarik, untuk menenangkan masyarakat di sana. Ia juga meminta kelompok bersenjata di Puncak menahan diri, agar konflik bersenjata di Puncak dapat diredakan.
“Kalau ada TNI, tentunya OPM tidak akan tenang. Mereka akan terus melawan, begitupun sebaliknya. Kalau OPM masih bergerilya, TNI/Polri akan tetap stand by. Solusinya, tarik militer, agar masyarakat bisa kembali beraktivitas di kampung halamannya,” katanya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G