Pembuat helikopter Sukabumi dapat berbagi ilmu dengan Lapan

Helikopter MI-17 milik TNI AD - Jubi/Indomiliter.com
Ilutrasi, helikopter MI-17 milik TNI AD – Jubi/Indomiliter.com

Jujun Junaedi, seoarang pemuda asal Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang mencoba merakit helikopter menggunakan mesin genset dua silinder 700 cc.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Sukabumi, Jubi – Pusat Teknologi Penerbangan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengunjungi Jujun Junaedi, seoarang pemuda asal Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang mencoba merakit helikopter menggunakan mesin genset dua silinder 700 cc.

“Lapan coba ke tempat yang membuat helikopter di Sukabumi untuk memastikan inovasinya apakah bisa dijadikan untuk suatu bahan membuat helikopter ke depan,” ujar Kepala Bagian Humas Lapan Jasyanto ketika mengunjungi kediaman Jujun Junaedi di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa, (19/11/2019).

Baca juga : Hilang kontak selama 18 hari, helikopter MI-17 belum terdeteksi

Pencarian helikopter MI-17 HA difokuskan di Oksibil

Sepekan hilang kontak, helikopter TNI AD belum ditemukan

Kedatangan Lapan itu mengikuti instruksi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro yang meminta Lapan untuk melakukan peninjauan langsung ke bengkel kerja Jujun.

Pemuda yang bekerja sebagai operator di bengkel las itu mengaku senang jika dapat memotivasi orang lain termasuk informasi teknis dari Lapan.

“Bisa motivasi untuk orang lain juga dan bantuan secara teknis dengan didatangkan ahlinya saya bisa sharing dan mendapatkan ilmu, hingga nantinya saya terapkan dengan karya saya ini,” ujar Jujun.

Jujun membuat helikopter dalam setahun terakhir dengan modal sendiri. Dia sendiri memulai pembuatan helikopter dengan melihat video dari kanal YouTube.

Peneliti Pusat Teknologi Penerbangan Lapan, Teuku Mohd Ichwanul Hakim, yang datang untuk berbagi ilmu dengan Jujun, mengatakan bahwa masih panjang jalan untuk memastikan  kelaikan helikopter tersebut. “Uji terbang juga perlu dilakukan karena harus memastikan keamanan per sistem dari heli tersebut,” kata Hakim. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply