Pembeli tawar harga rendah, penjual kelapa tak dapat untung

Papua No. 1 News Portal | Jubi ,

Sentani, Jubi – Memasuki sepekan Ramadan, penjual kelapa muda mulai ramai di Pasar Pharaa Sentani. Meski pembeli juga cukup ramai tapi tidak menghasilkan keuntungan besar bagi penjual karena pembeli maupun pemborong menawar harga terlalu rendah.

Mama Ester, perempuan asal Kanda, sudah mulai berjualan kelapa di Pasar Pharaa sejak tiga hari lalu.

“Saya berjualan ini hari yang ketiga. Kelapa yang saya bawa hanya sekarung saja yang berisi 25-50 buah,” kata Ester, kepada Jubi, Rabu (23/5/2018).

Kelapa yang ia bawa adalah kelapa dari halaman rumahnya, yang dipanen oleh anak-anaknya.

“Untuk satu buah itu kena Rp 5 ribu. Kelapa muda ini manis dan besar juga,” kata Ester.

Ester menjelaskan pendapatan yang dia peroleh dari berjualan kelapa muda ini belum sesuai harapan.

“Satu buah itu Rp 5 ribu tapi pemborong ini tawar sampe satu buah itu Rp 4 ribu. Bahkan ada yang 12 buah Rp 50 ribu. Kita mau dapat apa,” ucapnya.

Dari hasil menjual kepala ini tentu masih kurang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

“Tentu kurang dari jual kelapa saja tidak cukup karena dalam keluarga itu yang dibutuhkan banyak,” ucap Ester.

Di tempat yang sama, Mama Ledy, hari pertama berjualan kelapa, ia membawa tiga karung kelapa.

“Satu buah kena Rp 5 ribu untuk kelapa muda dan untuk kelapa tua Rp 3 ribu,” katanya.

Kelapa yang ia bawa dari daerah Sabron. Sekali datang, ia membawa sekitar100 kelapa muda dan kelapa tua 110.

“Pendapatan bagaimana mau baik, kita ditawar saja kayak apa begitu, tentu tidak sesuai harapan kami pemilik kelapa,” ucapnya.

Pembeli juga menawar dengan harga sangat rendah sehingga penjual buah kelapa merasa kesal dengan sikap tawar menawar yang mereka lakukan.

“Kita ini jual untuk kebutuhan makan minum, kalo mereka beli terus jual lagi, ya tawar sewajarnya to,” kata Ledy. (*)

Related posts

Leave a Reply