Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Proses pembangunan rumah akibat bencana banjir bandang di Kampung Yongsu Desoyo, Distrik Ravenirara oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura belum menunjukkan grafik pembangunan signifikan. Hal ini menyebabkan Wakil Rakyat dan warga setempat sebagai penerima manfaat kecewa.
Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayapura, Patrinus Nelson Sorontouw mengatakan, dari kunjungan kerja saat ini, ada banyak keluhan masyarakat yang disampaikan. Puluhan rumah bantuan bencana bagi masyarakat di Kampung Yongsu Desoyo, sama sekali tidak nampak atau bentuk fisik sebuah rumah yang terbangun dengan baik.
Kata Nelson, 78 unit rumah yang direncanakan, baru dua atau tiga rumah yang terlihat bangunan fisiknya. Itu pun belum lengkap. Atapnya, jendela, pintu, bahkan ada rumah yang hanya berupa fondasi dasar saja .
“Rumah tipe 36 dengan menggunakan baja ringan pada rangka atap rumah, bahan bangunannya dibiarkan begitu saja tanpa ada proses pekerjaan sejak Desember tahun lalu, ” ujarnya di Kampung Yongsu Desoyo. Selasa (15/3/2022).
Sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan ( Dapil) IV, Sorontouw minta agar Pemerintah Daerah melalui BPBD agar serius menangani persoalan pembangunan rumah bencana bagi masyarakat, secara kusus di Kampung Yongsu Desoyo.
Dia meminta pihak ketiga yang bertanggung jawab dalam proses pembangunan rumah bencana, agar segera menyelesaikan pekerjaan. “Laporan warga, ada empat perusahaan yang menangani proyek pekerjaan pembangunan rumah, pengusahanya hanya drop barang dan pergi hingga saat ini tidak kembali untuk melanjutkan pekerjaannya, ” katanya.
Secara terpisah, Kepala Kampung Yongsu Desoyo, Markus Ormuserai mengatakan, masih banyak rumah yang belum dikerjakan, sementara warga sangat mengharapkan rumah layak bagi mereka.
Sejak Desember 2021 lalu, masyarakat sudah mengetahui adanya bantuan rumah bantuan bencana.
“Kampung Yongsu Desoyo di balik gunung Siklop dan akses transportasi hanya dengan laut, sehingga pekerjaan ini dibiarkan tak terurus. Masyarakat masih mengharapkan dukungan pemerintah untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan rumah bantuan bencana ini, ” kata Markus.
Sementata itu, Ance Dimara, salah satu warga Kampung Yongsu Desoyo mengatakan, hanya fondasi rumah yang buat sejak akhir Desember, kelanjutan pembangunan rumahnya belum ada tanda-tanda, apakah dibangun atau tidak.
“Kita hanya menunggu saja, sampai saat ini belum ada penambahan bangunan dari fondasi yang ada, sementara waktu terus berjalan. Yang dikhawatirkan waktu kerja sesuai perjanjian antara pihak ketiga dan pemerintah selesai, ” ucapnya. (*)
Editor: Syam Terrajana