Pekerja musiman Ni-Vanuatu: investasi dan kontribusi ekonomi

Pariwisata adalah salah satu bidang yang menjadi sasaran investasi pekerja musiman di Vanuatu. - Australian National University/Peter Bumseng
Pariwisata adalah salah satu bidang yang menjadi sasaran investasi pekerja musiman di Vanuatu. – Australian National University/Peter Bumseng

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Oleh Rochelle-Lee Bailey

Read More

Tujuan dikembangkannya Program Pekerja Musiman (SWP) Australia dan skema Recognised Seasonal Employer Scheme (RSE) Selandia Baru, adalah untuk mendorong pembangunan ekonomi di Pasifik (dan Timor-Leste untuk SWP). Sejumlah pekerja musiman asal Ni-Vanuatu, baik yang ikut RSE maupun SWP, telah memulai berbagai usaha di negara asalnya yang tak terduga, dan menyebabkan perubahan lingkungan ekonomi di Vanuatu setelah mengikuti pekerjaan musiman mereka.

Penelitian yang dilakukan mengungkapkan bahwa pekerja musiman asal Vanuatu telah didorong untuk menginvestasikan penghasilan yang mereka peroleh dari pekerjaan musiman, dalam usaha-usaha yang tidak selalu sejalan dengan apa yang diinginkan atau dibutuhkan secara pribadi. Sebagai contohnya, sejumlah pekerja telah didorong untuk terlibat dalam usaha tertentu oleh kepada-kepala suku atau pemimpin setempat, dan terpaksa membuka usaha tertentu karena kewajiban.

Pekerja dari daerah-daerah dengan peluang komersial terbatas dihalangi dari aspirasi bisnisnya sendiri, karena ada kekhawatiran bahwa ide usaha mereka tidak berkelanjutan akibat minimnya sumber daya dan pendapatan di desa mereka.

Setelah menganalisis sampel jawaban baru-baru ini (2019) dari 79 pekerja RSE dan 95 pekerja SWP yang dipilih secara acak dari empat wilayah di Australia dan tiga daerah di Selandia Baru, ditemukan bahwa 87% dari mereka melakukan investasi dalam suatu jenis usaha atau berkontribusi pada usaha keluarga atau komunitas. Jika dibandingkan dengan temuan penelitian sebelumnya, jumlah investasi yang dilaporkan juga jauh lebih tinggi daripada yang diharapkan. Mayoritas dari sampel pekerja ini juga telah berpartisipasi dalam masing-masing program selama lebih dari tiga kali.

Para pekerja berinvestasi dalam 184 bisnis. Dari 174 pekerja yang ditanyai, 16% berinvestasi dalam lebih dari dua usaha, sebagian karena keberhasilan atau kegagalan usahanya. Dari 13% sampel pekerja yang tidak melakukan investasi, mayoritasnya adalah perempuan. Dari 27 perempuan yang terlibat dalam penelitian ini, hanya empat yang mengatakan bahwa mereka menggunakan penghasilan mereka untuk memulai usaha. Meskipun dilaporkan memiliki tingkat investasi usaha yang rendah dalam penelitian ini, pekerja perempuan dan pasangan dari pekerja musiman juga melakukan investasi dalam usaha tertentu dan seringkali merupakan penggerak keberagaman ekonomi.

Jenis-jenis usaha yang umumnya dimodali

Dari 52 pekerja yang berinvestasi pada perusahaan transportasi, 38n membeli bus atau taksi (terutama untuk disewa di Port Vila, dengan pengecualian dua taksi yang dibeli untuk dipakai di Santo), delapan membeli perahu, sementara enam lainnya membeli truk untuk transportasi dalam pulau.

Ada dua masalah yang muncul sejak pekerja musiman terlibat dalam usaha transportasi sejak 2007. Pertama, banyak yang melaporkan dari masyarakat, bahwa kemacetan lalu lintas di Port Vila memburuk sejak pekerja musiman memasuki pasar transportasi. Para pekerja memilih untuk memasuki sektor transportasi tidak hanya untuk mendatangkan pemasukan, tetapi juga agar mereka memiliki kendaraan pribadi.

Kedua, akibat tingginya jumlah kendaraan yang dimiliki oleh pekerja musiman, ini berarti bahwa sektor transportasi mungkin telah mencapai tingkat kejenuhan pasar. Hal ini membatasi kemampuan pemilik usaha untuk merawat kendaraan secara finansial, dan membayar biaya-biaya terkait seperti asuransi, biaya jalan, dan komitmen pinjaman ke bank atau ke masyarakat. Untuk memenuhi tunggakan biaya yang terkait dengan investasi mereka, pekerja harus kembali ikut RSE dan SWP setiap tahun, mengunci mereka untuk terus mengikuti program pekerja musiman.

Namun, manfaat dari banyaknya industri transportasi adalah pemilik-pemilik usaha ini mempekerjakan orang lokal yang tidak ikut program pekerja musiman, untuk mengendarai kendaraannya.

Area investasi terbesar kedua untuk pekerja musiman ni-Vanuatu, dan ini seringkali diremehkan, adalah pertanian. Pertanian mencakup peternakan sapi dan budi daya kopra, kava dan berbagai tanaman lainnya, serta distribusi alat-alat dan mesin pertanian.

Saat bekerja di industri pertanian di luar negeri, para pekerja belajar tentang buah-buahan dan sayuran baru yang mungkin dapat dibudidayakan sesuai dengan iklim di Vanuatu. Ini akan membantu komunitas dengan cara mendorong diversifikasi produk pasar dan makanan, yang juga akan melengkapi ketahanan pangan di wilayah tersebut.

Mereka juga berinvestasi dalam usaha-usaha retail. Selain toko-toko umum, yang merupakan jenis toko yang paling populer, jenis toko kedua yang paling sering didirikan adalah toko-toko barang-barang baru dan bekas, sering kali mendatangkan barang-barang dari Australia dan Selandia Baru. Para pekerja menjual gawai teknologi seperti ponsel, laptop, dan kamera, serta pakaian bekas dan buku baca dan peralatan menulis untuk sekolah.

Tahun-tahun awalnya, sebelum pekerja memperoleh panel surya, banyak pekerja di daerah pedesaan berinvestasi dalam penjualan bensin. Namun, begitu penduduk memperoleh panel surya, banyak usaha generator dan bensin yang tutup. Sejak 2009, saya temukan naiknya permintaan atas barang-barang elektronik oleh pekerja musiman dan keluarga mereka dari Vanuatu. Terbatasnya listrik di daerah pedesaan di Vanuatu juga telah menciptakan pasar untuk layanan isi ulang tenaga surya.

Usaha yang dikelompokkan dalam kategori ‘lain’ termasuk toko roti, bungalow pariwisata, sewa akomodasi, dan operator pariwisata.

Pekerja musiman ni-Vanuatu memiliki jiwa pengusaha tinggi

Studi atas sampel ini hanya mengungkapkan apa yang dilakukan oleh sebagian kecil pekerja musiman ni-Vanuatu yang berpartisipasi program RSE dan SWP, dalam hal investasi dan kepemilikan usaha.

Bidang yang masih perlu penelitian lebih lanjut adalah jenis usaha yang berbeda yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Ada ekspektasi dan aspirasi yang berbeda antara kedua kelompok ini, tergantung dari jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan, dan kewajiban kepada keluarga dan komunitas mereka.

Pekerja yang disurvei menunjukkan bahwa mereka memiliki juga pengusaha tinggi dan mudah beradaptasi dalam hal diversifikasi pendapatan rumah tangga. Mereka juga berkontribusi pada memodali usaha lain (seringkali usaha yang berbeda-beda). Ketika mereka diberikan peluang baru, seperti menggunakan jasa pengiriman dan membeli barang-barang yang banyak diminati, para pekerja menemukan kesempatan dalam menciptakan pasar baru. (PINA)


Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply