Pekerja migran kembali ke NTB mencapai 1.305 orang

Pekerja migran memanen strawberi di perkebunan dekat Oxnard, California. Ventura County adalah dua dari wilayah dimana organisasi buruh berharap ketentuan yang melindungi hak-hak pekerja pertanian - Joe Klamar/AFP/Getty Images
Ilustrasi, pekerja migran memanen strawberi di perkebunan dekat Oxnard, California. Joe Klamar/AFP/Getty Images

Papua No.1 News Portal | Jubi

Mataram, Jubi – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah pekerja migran yang kembali pulang kampung ke daerah setempat di tengah wabah virus corona mencapai 1.305 orang. Para pekerja migran  pulang kampung karena habis masa kontrak dan bermasalah itu terhitung sejak bulan Februari sampai dengan Maret 2020.

Read More

“Mereka yang pulang ini habis masa kontrak dan bermasalah,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, Agus Patria, Rabu, (1/4/2020).

Baca juga : Disnaker Papua pastikan 1.336 pekerja migran Indonesia di PNG terlindungi

Dua pekerja migran asal NTT kembali meninggal

Kebijakan lockdown Malayisa, Migrant CARE : Pemerintah RI harus lindungi TKI

Dari jumlah itu, terbanyak dari Malaysia dengan 1.289 orang atau 98,77 persen, disusul Arab Saudi dengan jumlah enam orang atau 0,46 persen, kemudian,  Brunai Darussalam lima orang atau 0,38 persen dan Bahrain tiga orang atau 0,23 persen.

“Sisanya dari Singapura dan Oman masing-masing satu orang atau 0,08 persen, sehingga totalnya menjadi 1.305 orang,” ujar Agus menambahkan.

Berdasarkan daerah asal pekerja migran terbanyak berasal dari Kabupaten Lombok Timur sebanyak 626 orang, disusul Lombok Tengah 436 orang, Lombok Barat 203 orang, dan Lombok Utara 13 orang. Sedangkan, Kabupaten Sumbawa, Bima, dan Sumbawa Barat masing-masing satu orang.

“Dari sekian jumlah itu, PMI bermasalah tercatat 55 orang, sakit dua orang dan meninggal delapan orang sehingga totalnya mencapai 65 orang,” kata Agus menjelaskan.

Menurut dia, para pekerja migran yang kembali ke kampung halaman tersebut sudah melalui pemeriksaan ketat dari virus Corona atau jenis baru Covid-19 sejak pulang dari negara penempatan hingga sesampainya di NTB. Meski begitu lembaganya tetap melakukan antisipasi melalui pengawasan secara ketat khususnya pada pintu-pintu masuk, seperti bandara, pelabuhan dan terminal.

 

“Untuk pengawasan ketat di pintu-pintu masuk sudah dilakukan pemerintah melalui tim gugus tugas penanganan COVID-19,” katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply