Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Direktur Utama (Dirut ) Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM) Jayapura, Entis Sutisna, mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan membangun kembali satu unit intake (bak penampung air) di kawasan Pos 7 Sentani.
Intake tersebut, kata Sutisna, dengan kecepatan daya tampung 100 liter per detik, sehingga mampu melayani kebutuhan masyarakat yang saat ini masih dalam kondisi bencana yang tinggal di setiap penampungan, tetapi juga dapat melayani masyarakat umum lainnya yang tidak terkena dampak banjir.
“Ada tiga unit mobil tanki dengan kapasitas 50 ribu liter yang setiap hari beroperasi di Sentani dan sekitarnya, dan itu dilayani secara gratis,” ujar Sutisna, di Jakarta, Selasa (30/4/2019) pagi.
Dikatakan, air bersih yang dibagi kepada masyarakat yang tinggal di pengungsian setiap hari dipastikan tanpa ada sungutan, tetapi yang terpenting adalah perbaikan infrastruktur layanan air bersih bagi masyarakat.
Diakui, ada sungutan masyarakat juga terkait pelayanan air bersih setelah bencana banjir yang merusak semua infrastruktur pelayanan air bersih yang tersedia.
“Karena air bersih adalah kebutuhan mendasar bagi manusia. Kondisi kita saat ini masih dalam pemulihan pasca bencana banjir bandang. Enam tahun belakangan ini kita terus berupaya meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat. Dalam kondisi seperti ini juga sudah menjadi komitmen kita untuk terus memberikan pelayanan terbaik,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Forum Kota (Forkot) Sentani, Deniks Felle, mengatakan pelayanan air bersih sesungguhnya menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat saat ini, apalagi dalam kondisi pasca bencana.
Lanjut Denisk, dengan infrastruktur pipa-pipa air yang sudah tidak mengairi air sejak banjir bandang sebulan silam, air menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan. Dirinya berharap ada perhatian dari PDAM.
“Rumah-rumah warga yang terendam lumpur dan pasir, setelah dibersihkan dengan mengeluarkan pasir dan lumpur dari dalam rumah mereka membutuhkan air bersih yang cukup. Selain itu untuk kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari