Papua No. 1 News Portal | Jubi
Surabaya, Jubi — Temuan kasus pertama Covid-19 varian B.1.1.529 atau Omicron di Jawa Timur terdeteksi pertama kali pada seorang perempuan warga Surabaya yang baru saja berlibur ke pulau Bali selama 5 hari. Yang bersangkutan bersama suaminya menggunakan kendaraan pribadi, selama berlibur sejak 20 Desember 2021 ke tempat wisata selalu patuh dalam menggunakan aplikasi peduli lindungi.
“Dinkes Jatim telah mendeteksi seorang pasien terkonfirmasi Omicron berdasarkan hasil pemeriksaan whole-genome sequencing (WGS) yang keluar pada tanggal 2 Januari 2022,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur (Jatim) Erwin Astha Triyonno, Senin (3/1/2021) kemarin.
Baca juga : Covid-19 varian Omicron mencapai 46 kasus menteri luhut larang publik berlibur ke luar negeri
Omicron meningkat warga Jakarta diminta tidak ke luar kota
Terdapat tiga kasus Omicron di Indonesia Kemenkes lacak 250 kontak erat
Menurut Erwin, sepulang dari perjalanan wisatanya pada 25 Desember 2021, pasien itu mengalami keluhan pada tenggorokan yaitu merasakan seperti ada lendir. Setelah itu 28 Desember 2021, yang bersangkutan memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit dan disarankan swab RT-PCR. Pada hari itu juga melakukan swab RT-PCR dan hasilnya positif dengan CT Value 26.
“Setelah mengetahui hasil swab keluar, suaminya yang berinisial pasien langsung melakukan swab RT-PCR dan hasilnya negatif,” ujar Erwin menambahkan.
Kemudian pada 30 Desember, hasil S-gene Target Failure (SGTF) warga itu dinyatakan positif varian K417N (Delta Plus) dan Probable Varian Omicron sehingga TCY diarahkan untuk melakukan isolasi di sebuah rumah sakit di Surabaya sembari menunggu hasil WGS-nya keluar.
Mengetahui hal tersebut, Dinkes Jatim berkoordinasi dengan Dinkes Kota Surabaya berkoordinasi dengan puskesmas setempat. Puskesmas setempat kemudian melakukan tracing dengan melakukan swab RT-PCR pada kontak erat pasien yaitu pada 1 kontak erat serumah hasil negatif, 4 kontak erat keluarga dengan hasil 1 positif (pasien TGO) dan 3 lainnya negatif, serta 10 kontak erat tetangga dengan hasil negatif.
Kontak erat dari pasien kemudian melakukan karantina di rumah selama 14 hari sejak 28 Desember 2021 di bawah pengawasan puskesmas dan Satgas Covid-19 wilayah setempat.
Sementara, pasien TGO melakukan isolasi mandiri di rumah yang berbeda blok dengan keluarga lainnya, namun masih dalam pengawasan yang ketat oleh puskesmas dan Satgas Covid-19 wilayah setempat.
“Hingga saat ini kondisi TGO baik dan tidak ada keluhan,”kata Erwin menjelaskan.
Pada Sabtu (1/1/2021), Dinkes Surabaya dan puskesmas setempat melakukan pemantauan kondisi kesehatan TYC yang masih diisolasi di sebuah rumah sakit, hasilnya kondisi yang bersangkutan tidak ada keluhan dan dalam kondisi baik.
Erwin mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan tetap tenang. Yang terpenting segera melakukan vaksinasi Covid-19 terutama untuk kelompok rentan dan lansia serta tidak perlu bepergian ke luar daerah jika tidak ada keperluan mendesak. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol