Taneti Maamau terpilih kembali sebagai Presiden Kiribati, pro-Tiongkok masih kuat

Papua-Kiribati-Taneti Maamau
Taneti Maamau saat Forum Kepulauan Pasifik 2019 di Tuvalu. - RNZI/ Jamie Tahana

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Oleh Jamie Tahana

Tarawa, Jubi – Taneti Maamau telah terpilih kembali sebagai Presiden Kiribati setelah mengamankan sekitar 8.000 suara lebih banyak dari lawannya, memperkuat hubungan negara itu dengan Tiongkok.

Read More

Peralihan pengajuan diplomatik dari Taipei ke Beijing terjadi pada bulan September lalu, dan telah menyebabkan protes di jalan-jalan. Kebijakan luar negeri Kiribati mengenai apakah negara itu akan mengakui Tiongkok atau Taiwan juga menjadi topik utama yang dikampanyekan dua calon  presiden yang maju.

Selama tiga minggu terakhir, beragam tuduhan mengenai adanya suap dan campur tangan di negara itu dilayangkan, dengan tuduhan-tuduhan meramaikan kampanye yang sengit. Kontroversi juga diawasi dengan dekat oleh Beijing, Taipei, Washington, Canberra, dan Wellington.

Namun pada akhirnya, Maamau menang dengan 26.053 suara, dibandingkan dengan lawannya, Banuera Berina, yang hanya mendapatkan 17.866 suara.

Anote Tong, mantan presiden Kiribati, mengatakan bahwa selisih jumlah suara Maamau sangat besar, dan akan memperkuat posisi Tiongkok di sana.

“Jadi Tiongkok kembali, dengan semua hadiah dan hal lainnya yang dibawa negara itu,” sesal Tong, yang memimpin Kiribati saat negara itu beralih untuk mengakui Taiwan pada tahun 2003.

Kiribati dan Kepulauan Solomon mengalihkan pengakuan diplomatik mereka dari Taipei ke Beijing pada bulan September, melemahkan posisi Pasifik sebagai benteng diplomatik Taiwan.

Di Kepulauan Solomon, peralihan ini juga telah memecahkan politik, khususnya di Provinsi Malaita, yang sampai kini terus melanjutkan kerja samanya dengan Taipei sementara Honiara mencekam.

Tetapi di Kiribati, dengan banyak isu persoalan lainnya di luar geopolitik, termasuk krisis Penyakit Tidak Menular (PTM), jumlah pengangguran orang-orang muda yang tinggi, dan tantangan perubahan iklim, hubungan dengan Tiongkok atau Taiwan mungkin bukan menjadi isu penentu.

Tong menerangkan bahwa kampanye Maamau mungkin dibantu oleh apa yang ia sebutnya ‘janji-janji berlebihan,’ termasuk tunjangan orang muda dan cuti berbayar.

“Ini akan dipertanyakan, seberapa tulus janji-janji ini, dan orang-orang akan menunggu,” tegas Tong.

Maamau akan dilantik dalam sebuah upacara kenegaraan di Gedung Parlemen di Tarawa pada hari Rabu (24/6/2020). (RNZI)

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply