Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Steven Abraham, tim kerja pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Merauke, Hendrikus Mahuze-Eddy Santoso, membantah telah memaksa Arif Wijaya, warga Kampung Sumber Mulya, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua menerima uang senilai Rp5 juta serta korek gas berlabelkan foto pasangan nomor satu itu.
“Betul, saya berikan uang Rp5 juta bersama barang berupa korek gas dengan label foto pasangan nomor 1. Namun itu adalah uang pribadi dan bukan untuk membeli suara masyarakat menjelang pencoblosan 9 Desember 2020. Tetapi dana dimaksud bisa mereka gunakan bakar-bakar bersama tim lama,” ujar Steven, yang biasa dipanggil Ayau, saat menghubungi Jubi, Senin (7/12/2020).
Ayau menceritakan kronologisnya sebelum bertemu Arif Wijaya di rumahnya.
“Pada Sabtu, 5 Desember 2020, saya menelpon Pak Arif, karena dia termasuk tim lama. Sebelum bertemu, saya masih keliling di sejumlah titik termasuk di Kurik 4. Lalu Pak Arif telpon saya dan tanya lagi, kapan datang, saya sudah tunggu,” ujar Ayau menirukan kata-kata Arif.
“Betul saya datang terlambat ke rumahnya, karena masih keliling. Lalu dia masih bilang, kalau bisa agak cepat karena ketika sudah ke sawah, tak bisa bertemu. Lalu ada teman dari Kurik menelpon menyampakan Arif sedang menunggu. Beberapa saat kemudian sekitar pukul 14.00 Waktu Papua, akhirnya saya bertemu Arif di rumahnya,” ungkap dia.
Saat datang, menurutnya, Arif mengenakan baju salah satu pasangan calon sehingga dia meminta izin kepadanya mengganti dulu dengan alasan tak enak dengannya.
“Kami pun ngobrol dan saya sampaikan agar kembali. Betul ada uang Rp5 juta saya berikan dengan satu dos korek gas. Itu uang operasional dan diterimanya, tak ditolak,” tegasnya.
Setelah menerima uang, jelas dia, Arif berjanji akan menggerakkan tim lama untuk kembali bekerja.
“Jadi saya minta perlu klarifikasi agar menjadi jelas dan benar tanpa pemaksaan saya lakukan. Karena saat uang diserahkan ada orang di rumah melihat kok,” ungkapnya.
Setelah pulang, katanya, pada malam harinya sekitar pukul 22.35 Waktu Papua, Arif menelpon dan menyampaikan mengembalikan uang yang diberikan. Tidak tahu apakah sebelumnya ada intimidasi kepadanya atau tidak.
“Lalu saya sampaikan, besok saja baru ketemu, karena saya masih melakukan pertemuan,” katanya.
Ayau menyayangkan kalau dalam video yang beredar, seolah-olah ia memaksa Arif menerima uang Rp5 juta.
“Aneh kalau saya paksa dia terima uangnya. Bagi saya ini adalah pencemaran nama baik dan saya mengambil langkah hukum melapor ke Polres Merauke,” ungkapnya.
“Saya melihat adanya pemutarbalikan fakta sebenarnya. Nanti kita sama-sama klarifikasi di kepolisian agar menjadi lebih jelas,” ungkapnya.
Disinggung jika dirinya meminta Arif mengalihkan dukungan paslon 03, Romanus Mbaraka-H. Riduwan kepada paslon 1, Hendrik-Eddy, Ayau membantahnya.
“Jujur, kalimat itu tak saya omong. Hanya menyampaikan Pak Arif agar merangkul teman-teman lama bergabung dengan saya dan Beliau bersedia,” katanya.
Baca juga: Tim calon bupati diduga main uang di Merauke
Sebelumnya, Tim Relawan pasangan Romanus Mbaraka-H. Riduwan, Arif Wijaya, Minggu (6/12/2020), mengatakan dirinya didatangi Steven Abraham dan memberikan uang senilai Rp5 juta serta satu dos korek gas dengan label foto paslon I. Saat itu pihaknya menolak pemberian uang tersebut, hanya dipaksa Steven.
“Saya sudah telpon Steven dan menyampaikan uang dikembalikan, lantaran masyarakat marah. Karena tak mau menggadaikan diri hanya karena uang dimaksud,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari