Perayaan HUT ke-42 Mambesak di Manokwari digelar siang ini

papua-mambesak
Kelompok musik akuistik Manbewarek, Selasa (4/8/2020), melakuan gladi bersih untuk tampil dalam diskusi daring dan peluncuran buku dalam rangkaian peringatan HUT ke-42 Kelompok Musik Mambesak di Museum Universitas Cenderawasih, Rabu (5/8/2020) – Jubi/Hengky Yeimo

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Seorang aktivis di Manokwari, Sem Awom, mengatakan pihaknya akan menggelar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-42 grup musik Mambesak di Rumah Kaki Seribu Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay, di Jalan Pahlawan Mnukwar, Manokwari-Papua Barat, Rabu (5/8/2020) mulai pukul 14.00 Waktu Papua (WP).

Awom mengatakan grup musik Mambesak didirikan pada 5 Agustus 1978. Grup musik ini didirkan untuk mengangkat harkat dan martabat orang Papua. Perayaan hari ini digelar lantaran Mambesak dinilai telah mengangkat jati diri orang Papua dalam bidang seni dan kebudayaan.

Read More

“Kami memasang tema kegiatan HUT ke-42 Mambesak yakni “Bangsa Ini Akan Bangkit Dan Memimpin Dirinya Sendiri,”. Tema ini dipasung dengan spirit Mambesak yakni menyanyi untuk hidup dan hidup untuk menyanyanyi,” jelas Sem Awom kepada Jubi di Kota Jayapura-Papua, melalui sambungan selulernya, Rabu (5/8/2020).

Awom mengatakan dalam perayaan 42 tahun Mambesak, akan digelar konser mini dan diisi oleh Goup Utama, KASUBA (Cawat Merah) KAmasan SUr BAbo ( Seniman Generasi Penerus), dan akan didukung juga oleh grup Mambewor.

“Personel yang akan mengisi adalah vocalis Maurits Y Womsiwor, Clemens Ap, Piter Manggaprouw, Douglas Inggamer, melody guitar: Petrus Mandauw, Yohan Yembise, rythem guitar: Mamponrak Manggaprouw, Dores Padwa, Kandaun Marisan. Ukulele: Ronald Marisan. Tifa: Esau Mogu,” katanya.

Awom mengajak kepada siapa saja yang menggemari genre musik akuistik dengan ciri khas Mambesak dapat berpartipasi dan bersama menyanyi merayakan kebebasan dalam seni.

“Saya harap semangat ini bisa terus membara di seluruh pelosok negeri dengan ciri khas daerahnya masing-masing mengembangkan seni musik,” katanya.

Baca juga: Diskusi daring dan pelucuran buku Mambesak ingin hidupkan spirit Mambesak

Sementara itu, Koordinator Tim Kerja Diskusi Online dan Pelucuran Buku “Grup Mambesak, Simbol Kebangkitan Kebudayaan Orang Papua Proto” di Jayapura, Abner Krey, mengatakan diskusi daring dan pelucuran buku yang diselenggarakan Keluarga Besar Alumni Antropologi Universitas Cendrawasih itu akan berlangsung di Museum Universitas Cenderawasih pada Rabu (5/8/2020) pukul 16.00 WP.

Krey mengatakan diskusi dimaksud akan menghadirkan pembicara antara lain C Ruhukail dan Demianus Koerni (personil Mambesak), budayawan Papua Don AL Flassy, Andreas Goo (editor buku “Grup Mambesak, Simbol Kebangkitan Kebudayaan Orang Papua Proto”).

“Keluarga mendiang Arnold C Ap, yaitu Corry Ap-Bukorpioper (istri Arnold Ap) dan Oridek Ap (putra sulung Arnold Ap) juga turut menjadi pembicara dalam diskusi daring dan pelucuran buku pada Rabu nanti,” katanya.

Krey memastikan diskusi Daring dan Pelucuran Buku akan akan dibuka oleh Rektor Universitas Cenderawasih, Apolo Safanpo.

Perayaan HUT ke-42 Mambesak tahun ini di selenggarakan terbatas dan akan disiarkan langsung di akun Youtube Papuan Voices, Papuan Video Maker.

Host pada perayaan HUT ke-42 Mambesak yakni Rina Yanike Krebru dan Ruth Ohoiwutun yang juga adalah anggota dari Keluarga Besar Alumni Antropologi Universitas Cenderawasih,” katanya.

Krey mengatakan apabila orang Papua yang merayakan HUT Mambesak di daerah-daerah. Jangan lupa bahwa mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah untuk mencegah penyebaran korona.

“Saya optimis bahwa di masa pandemi ini spirit Mambesak akan terus membara. Meski tidak kumpul dalam jumlah banyak tetapi bisa merayakan dengan diskusi dan pelucuran buku,” katanya.

Untuk diketahui, Mambesak, Group Seni-Budaya Papua, didirikan pada tanggal 5 Agustus 1978 di Lembaga Anthropology Univerditas Cenderawasih.

Pendiri/Pimpinan Group: 
1. Arnold Clemens Ap, Pimpinan Group
2. Martini Md. Sawaki, Wakil Pimpinan
3. Joel Kafiar, Sekretaris
4. August Tethol, Bendahara.

Koordinator:
1. Sam Kapisa (Musik/Lagu Daerah/Mob)
2. Tonny Wolas Krenak (Tarian Adat/Daerah)
3. Demianus Wariab Kurni (Theatre/Pemenstasan)
4. Berth Tanawani (Publikasi/Dokumentasi)
5. Constantinopel P. Ruhukail (Rekaman/Produksi/Siaran Radio)
6. Marthen L. Rumabar (Distribusi Kaset/Pemasaran).

Penari/Penyanyi:
1. Uslina Monim
2. Sance Wanggai
3. Joke Wanggai
4. Mary Samaduda
5. Maryon Krey
6. Selvi Samber
7. Jul Maniagasi
8. Thilda Letsoin
9. Jan Piet Ap
10. E. Rumansara
11. Danny Mandowen
12. Paul Yaam
13. Willem Kiryar
14. Auleman Rumbewas
15. A. Frits Watofa
16. Andy Kawer
17. Josh Kapisa
18. August Ronsumbre
19. Moses Mangge
20. Sony Werimon
21. Franz Rumbrawer
22. Jul Jembise
23. Esther Sawaki
24. Hiskia Hoor
25. Eduard M. Mofu
26. Ham Wambraw
27. Job Rumayau (guest Singer ‘Sup Mowiya’)

Rekaman musik daerah Mambesak dimulai pada akhir bulan November 1978, di halaman Museum Lembaga Anthropology Uncen. Volume I dikeluarkan pada bulan Februari 1979, berisi 16 lagu daerah, memperkenalkan lagu: ‘Akai bi pamare’ (Mimika), dan ‘Waniambe’ (Jayapura).

Volume II/1980 – berisi 16 buah lagu daerah, memperkenalkan lagu ‘Yayun Wambeso’ (Biak) dan ‘Hindang Makhendang’ (Sentani).

Volume III/1980 (akhir 1980) berisi 10 buah lagu daerah memperkenalkan ‘Porea Gareso’ (Barapasi), dan ‘Hemeng Preka’ (Iha, Fakfak).

Volume IV/1982 berisi 14 buah lagu daerah dengan memperkenalkan ‘Airaro Beseya’ (Wondama) dan ‘Nit pughuluok en’ (Kurima).

Volume V yang direncanakan untuk direkam pada tahun 1983 tidak terlaksana karena pihak keamanan Pemerintah Republik Indonesia mulai memantau kegiatan nyanyi dan tari Mambesak yang berujung pada penangkapan dan penahanan Arnold Ap dan Eduard Mofu. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply