Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Ratusan umat Katolik di Stasi Santa Maria Diangkat ke Surga, Paroki Bunda Hati Kudus Kuper, Merauke, Papua menutup rangkaian bulan Rosario selama Oktober 2021 dengan mengarak Patung Bunda Maria.
Pantauan Jubi, Minggu (31/10/2021), prosesi perarakan dimulai dari rumah salah satu umat, Robi Basik-Basik, di SP-3, Distrik Tanah Miring. Lalu Patung Bunda Maria diarak secara bersama. Selama perjalanan, diiringi lagu-lagu dan doa Salam Maria serta Bapa Kami hingga tiba di gereja.
Tepat di jalan-jalan masuk ke gereja, penyambutan tarian dilakukan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Stasi Santa Maria Diangkat ke Surga. Selanjutnya, tarian Jai, lalu arak-arakan Patung Bunda Maria ke gereja.
Ketua Stasi Santa Maria Diangkat ke Surga, Sensiskos Nai, saat ditemui Jubi menjelaskan prosesi perarakan Patung Bunda Maria bertepatan dengan penutupan bulan Rosario hari ini.
“Bagi kami orang Katolik, tradisi perarakan Patung Bunda Maria tak akan pernah dilupakan atau ditinggalkan, karena itu adalah warisan leluhur dari tanah kelahiran kami di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT),” ungkapnya.
Jadi, lanjut Sensi, panggilan akrabnya, meski satu atau dua umat yang nota bene adalah orang Flores ketika hidup di tanah perantauan, tradisi perarakan Patung Bunda Maria pasti dilakukan pada bulan Mei dan Oktober.
“Saya berterima kasih kepada OMK sebagai penggagas untuk pelaksanaan perarakan ini. Terima kasih adik Benediktus M Kopong, pembina OMK yang terus menggerakan anak-anak mempersiapkan segala sesuatu hingga perarakan berjalan aman dan lancar, bertepatan dengan penutupan bulan Rosario,” ujarnya.
“Memang ini adalah tradisi umat Katolik, sehingga dipastikan dilakukan setiap tahun. Tahun lalu kami mengambil rute di enam lingkungan, hanya saja durasi waktunya lama. Sehingga untuk memperpedek, perarakan kali ini dari rumah Bapak Robi Basik-Basik yang juga umat di stasi ini,” katanya.
Ditambahkan, jumlah umat di Stasi Santa Maria Diangkat ke Surga-Paroki Bunda Hati Kudus Kuper sebanyak 400 kepala keluarga. Dengan perarakan seperti begini di setiap penutupan bulan Rosario, sekaligus menghidupi iman umat sesuai yang diwariskan leluhur.
“Animo dan semangat umat sangat tinggi dan mereka sudah mengetahui bahwa prosesi perarakan Patung Bunda Maria pasti dilakukan,” ujarnya.
Baca juga: Kalapas Merauke minta10 napi bandar narkoba dipindahkan ke Lapas Doyo
Terpisah, Pembina OMK Stasi Santa Maria Diangkat ke Surga, Benediktus M Kopong, menjelaskan jumlah OMK di stasinya sebanyak 150 orang.
“Betul, kami menggagas untuk prosesi perarakan Patung Bunda Maria dari rumah salah seorang umat hingga sampai ke gereja. Ini juga adalah bagian atau program kerja OMK,” ungkapnya.
“Apa yang kami gagas dengan dilakukan perarakan sebagai bentuk devosi kepada Bunda Maria diakhir bulan Rosario ini. Sekaligus memperdalam dan terus mengingatkan iman umat Katolik di sini,” katanya.
Dia juga mengapresiasi OMK yang merespons positif dengan mempersiapkan segala sesuatu untuk prosesi perarakan Patung Bunda Maria yang berjalan baik dan lancar melibatkan ratusan umat. (*)
Editor: Dewi Wulandari