Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah Kota Jayapura bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan lembaga masyarakat, BUMN, dan BUMD menggelar rapat evaluasi pembatasan aktivitas masyarakat guna memutus mata rantai penyebaran virus korona, Rabu (30/9/2020).
Ditemui usai rapat yang berlangsung di halaman parkir Kantor Wali Kota Jayapura-Papua, Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, mengatakan tetap mempertahankan aktivitas masyarakat dan ekonomi hingga pukul 9 malam atau pukul 21.00 WIT.
Keputusan ini diambil karena pertumbuhan ekonomi di Kota Jayapura mulai membaik, yang sempat down akibat Pembatasan Sosial Diperluas dan Diperketat (PSDD) Maret-Agustus 2020.
Meski angka penularan korona di Kota Jayapura semakin tak terkendali, dengan mempertahankan aktivitas masyarakat dan ekonomi sampai pukul 9 malam, diharapkan ekonomi masyarakat, yang sebagian besar bergerak di bidang jasa dan perdagangan, akan semakin membaik.
“Kami tetap menerapkan adaptasi kebiasaan baru atau new normal, namun tetap berpegang teguh pada protokol kesehatan,” ujar Tomi Mano.
Untuk itu, Tomi Mano berharap kepada masyarakat untuk memiliki kesadaran pentingnya menjaga kesehatan dan memberikan edukasi kepada sesama agar terhindar dari penularan korona.
“Penanganan pandemi Covid-19 ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi tanggung jawab bersama. Saya ingin masyarakat sadar akan bahaya virus korona. Kami tetap melakukan sweeping masker dan memberikan sanksi tegas kepada dan masyarakat dan dunia usaha,” ujar Tomi Mano.
Baca juga: LPMP Papua tempat isolasi pasien Covid-19
Wakil Wali Kota Jayapura-Papua, Rustan Saru, mengatakan sebagian pelaku usaha melanggar jam aktivitas masyarakat dan ekonomi sesuai peraturan yang sudah ditetapkan, yaitu menutup lapak saat sweeping dan membukanya kembali setelah petugas sweeping pergi.
“Memutus rantai penyebaran virus korona ini demi kesehatan kita semua. Kalau mau sehat, tetap harus menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak,” ujar Rustan.
Seorang pedagang kaki lima di Pantai Hamadi, Angelina, mengaku tak ingin usahanya tutup lagi bila aktivitas masyarakat dan ekonomi dikembalikan pada pukul 2 siang sebab akan mengurangi omsetnya.
“Saya mulai jualan dari jam 9 pagi di pantai, jualan rujak, kalau sudah malam saya jualan pertalite di Jalan Kelapa Dua Entrop sampai jam 12 malam. Dalam sehari saya bisa laku sampai Rp1 juta bahkan lebih, kalau dibatasi aktivitas jualan, terpaksa harus minta uang lagi untuk bayar sewa kos-kosan,” ujar Angelina.
Angelina memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Jayapura, yang tetap menerapkan aktivitas jualan sampai pukul 9 malam, sehingga ada uang untuk dia tabung dan untuk kebutuhan makan minum sehari-hari. (*)
Editor: Dewi Wulandari