Papua No. 1 News Portal | Jubi
Manokwari, Jubi – Kerukunan Yalimo, Yahukimo, dan Pengunungan Bintang (YYP) Manokwari, berpendapat bahwa pesta demokarsi [pemilihan umum] di Tanah Papua adalah produk kepentingan elit negara bertopeng kepentingan rakyat Papua.
Dalama siaran pers yang diterima Jubi, jUmat (11/12/2020), YYP Manokwari menyebut kepentingan elit negara diafiliasi pihak asing dengan mengagendakan pesta demokrasi hanya untuk menguasai Sumber Daya Alam (SDA) Papua, termasuk sektor ekonomi, sosial, politik lokal, pendidikan, hingga marginalisasi kehidupan budaya orang asli Papua (OAP).
“Jangan heran kalau Tanah Papua jadi rebutan penguasa asing yang dipermainkan lewat politik dan ekonomi nasional,” ujar Yunus Aliknoe, penanggung jawab diskusi publik YYP Manokwari, Jumat (11/12/2020).
Bertolak dari pandangan tersebut, kata Yunus, suku besar YYP di Manokwari pun mengakui tidak terlibat dalam pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (pilkada) 9 Desember kemarin.
“Kami sudah belajar dari pengalaman, bagaiman perlakuan negara terhadap bangsa Papua sejak tahun 1960 sampai 2020 saat ini,” katanya.
Baca juga: Pencoblosan di 1.879 TPS di Papua Barat ikuti protokol kesehatan
Sementara, D. Nawipa, koordinator advokat YYP Manokwari, menyatakan bahwa negara harus mengakui kesalahan atas berbagai peristiwa kekerasan yang mengorbankan OAP dan berujung pada pelanggaran HAM.
“Berbagai peristiwa pelanggaran HAM belum disentuh hukum untuk berikan keadilan bagi rakyat Papua sebagai korban. Jadi adalah wajar jika semua tawaran pembangunan hingga pesta demokrasi sekalipun ditolak,” katanya. (*)
Editor: dewi Wulandari