Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Frans Liptiay, salah seorang pelatih bola basket di Kabupaten Merauke minta Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Merauke agar membangun gedung khusus untuk bola basket yang representative karena banyak anak muda terutama orang asli Papua (OAP) Marind memiliki bakat luar biasa dalam dunia olahraga ini.
“Saya punya sejumlah anak binaan telah menjuarai beberapa event, termasuk dalam hajatan PON XX Papua. Salah satunya adalah Lea Kahol. Dia telah mengikuti berbagai event di tingkat nasional hingga internasional bersama beberapa rekan lainnya dan meraih prestasi luar biasa,” ungkap Liptiay kepada Jubi, Selasa (19/10/2021).
Dikatakan, masih banyak lagi anak muda baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki bakat luar biasa di dunia basket. Hanya saja, selama ini belum ada fasilitas olahraga khusus untuk bola basket.
“Ya, terlihat dan nampak selama ini adalah lapangan basket di luar yang menjadi tempat latihan bagi anak-anak. Memang latihan di luar dan di dalam gedung itu berbeda. Jadi harapan saya agar pemerintah memikirkan bangunan khusus untuk bola basket,” ujar Liptiay yang juga Kepala Sekolah SMAN 1 Kurik.
Dalam kesempatan itu, Liptiay mengucapkan terim akasih kepada tiga atlet basket dari Kabupaten Merauke yakni Lea kahol, Wina Mekiuw, serta Oktavina Pigai yang telah menyumbangkan medali emas dalam PON XX Papua.
“Tentu ini menjadi suatu kebanggaan kita masyarakat Merauke. Karena dari empat atlet cabor basket yang direkrut, tiga di antaranya anak Merauke dan berhasil meraih emas,” ungkapnya.
Baca juga: Atlet basket putri Papua asal Merauke ‘pulang kampung’
Sebelumnya, Wina Mekiuw, salah seorang peraih medali emas PON XX Papua, mengaku sejak kecil mencintai dunia olahraga basket. Sehingga dari waktu ke waktu terus menjalankan latihan sekaligus mengikuti sejumlah turnamen.
“Terakhir saya juga mengikuti seleksi dan dipilih bersama tiga teman lain sebagai atlet cabor basket untuk PON XX Papua. Tentunya ini suatu kebanggaan tersendiri, karena kami menyumbangkan medali emas,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari