Fasilitas kantor rusak parah, Bupati Merauke marah besar

Papua-Bupati Merauke sidak
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, saat inspeksi mendadak di salah satu ruangan di kantor bupati, Senin (8/3/2021) – Jubi/Frans L Kobun

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, marah besar saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan melihat langsung sejumlah fasilitas di kantor bupati di kabupaten di wilayah selatan Papua tersebut mengalami kerusakan parah.

Akibatnya, selama tiga pekan ke depan Bupati Mbaraka tak akan berkantor karena ruangan beserta fasilitas kantor harus diperbaikan dahulu.

Read More

“Saya sudah sidak dari satu ruangan ke ruangan lain di kantor bupati dan secara fisik keliatan sekali orang tak menjaga dan sangat kotor,” katanya kepada Jubi di salah satu hotel di Merauke, Senin (8/3/2021).

“Mulai dari air tidak jalan, begitu juga semua AC rusak parah. Itu artinya orang yang mengoperasikan AC tak mengerti, lantaran yang mengalami kerusakan adalah ventilasi AC. Begitu juga dengan plafon-plafon di ruangan kantor bupati rusak,” imbuhnya.

Selain itu, katanya, ruang auditorium maupun sound system di sana juga rusak.

Oleh karena sejumlah fasilitas mengalami kerusakan, dalam tiga pekan ke depan, Bupati Mbaraka memutuskan tidak akan masuk kantor. Tetapi rutinitas untuk pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan sebagaimana biasa.

“Saya berharap agar bangunan kantor Bupati Merauke segera diperbaiki. Karena kantor itu menjadi kebanggaan orang di selatan Papua. Bukan soal siapa yang mendesain, tetapi saya ingin agar martabat Merauke naik dengan hadirnya kantor bupati yang bagus,” ungkapnya.

Baca juga: Bupati Merauke instruksikan penyemprotan disinfektan di kantor-kantor

Staf Khusus Bupati Merauke, Corneles Upessy, juga megakui bila sejumlah fasilitas di kantor bupati mengalami kerusakan dan perlu dilakukan perbaikan.

“Betul, Pak Bupati Merauke sudah masuk dari satu ruangan ke ruangan lain di kantor bupati dan memang banyak fasilitas yang rusak dan harus segera diperbaiki,” katanya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply