Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Markas pemusatan latihan (TC) atlet dayung Papua yang terletak di Kampung Telaga Maya, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, dalam kondisi memprihatinkan. Bukan karena fasilitas yang tidak memadai, tapi karena kerap dilanda banjir lumpur sehingga mengganggu agenda latihan para atlet.
Saat awak Jubi dan beberapa wartawan berkunjung ke sana, Selasa (9/2/21), didapati lumpur dengan ketebalan sekitar 5 cm menumpuk di halaman markas TC tim dayung Papua.
Beberapa atlet putra tampak sibuk menyemprot lapisan lumpur tersebut. Sementara atlet putri juga tak tinggal diam, ikut membersihkan bagian yang terdampak banjir, sambil di ruangan lain sejumlah atlet putri tetap berlatih.
Jika hujan deras mendera, para atlet dayung tersebut tak tidur. Mereka bergotong royong untuk membersihkan lumpur dan menguras air yang masuk hingga ke kamar tidur.
Rosmina Sanggrang Bano, salah seorang pelatih dayung Papua, menuturkan kondisi seperti itu terus berulang dialami oleh para atletnya, sejak mempersiapkan diri menuju PON XX mulai dari 2019 lalu.
“Kondisi seperti ini kalo hujan terus berulang. Kita berharap pihak terkait bisa memberikan bantuan untuk kita menimbun atau melakukan perbaikan. Karena kalau hujan deras, banjir selalu masuk ke kamar atlet kita. Mereka tidak tidur tenang karena harus kerja gotong royong,” ujar Bano kepada Jubi dan sejumlah wartawan olahraga.
“Pihak terkait jarang sekali melihat kami di sini, padahal mereka targetkan kami untuk mendapatkan medali,” tambahnya.
Kondisi yang memprihatinkan itu juga dikeluhkan oleh salah seorang pelatih mereka, Yoram Monim. Dirinya mengaku kondisi tersebut sangat berdampak pada program latihan.
“Kalau hujan dan banjir waktu kita banyak terkuras untuk bersih-bersih. Jadi waktu kita yang harusnya untuk latihan banyak terbuang,” ungkapnya.
Tetap Setia
Rosmina Sanggrang Bano yang merupakan mantan atlet dayung nasional medio 2000-2008 ini membeberkan, meski dengan kondisi tersebut timnya tak pernah berniat untuk pindah ke lokasi lain. Pasalnya, markas yang digunakan itu sudah sejak dulu ditempati dan Danau Sentani menjadi medan yang sempurna untuk menempa kemampuan mereka.
Apa yang dikatakan Bano itu memang sudah terbukti. Dayung selalu konsisten dan tak pernah absen menyumbangkan medali bagi kontingen Papua di iven PON. Itu sebabnya, di PON XX Oktober nanti, Papua kembali mematok target 5 medali emas.
“Kita tidak ada keinginan untuk pindah, karena dulu zamannya kami itu tidak pernah pindah tempat. Dengan fasilitas yang ada saat ini kita bersyukur, tapi kondisi tempat latihan kita sekarang berbeda. Kami minta perhatian,” ungkapnya.
Dirinya juga menuturkan, tim dayung sejak dulu tak pernah merengek untuk meminta jatah try out ke luar Papua. Mereka lebih nyaman berlatih di rumah sendiri. Mereka hanya keluar daerah saat ada turnamen ataupun kejuaraan yang hendak diikuti.
Saat ini, mereka berharap bisa segera diberikan kesempatan untuk menjajal perairan di perairan Teluk Youtefa yang akan menjadi venue cabang olahraga dayung di PON XX.
“Kami ingin segera coba venue di sana untuk beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi kultur venue,” pungkasnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari