Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – National Paralimpic Comitee (NPC) Nusa Tenggara Timur ( NTT) akhirnya kebagian satu medali emas dari nomor lari 5000 meter putra (T20) Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021, yang disumbangkan oleh Leksi Kase di Stadion Lukas Enembe, Senin (8/11/2021) kemarin.
Marselinus Nae, pelatih kepala atletik NPC NTT, mengaku harapan emas perdana akan disumbangkan melalui nomor lari 5000 meter. Di kelas T20, Leksi berhadapan dengan lawan yang cukup berat karena semua yang tergabung di dalamnya adalah atlet Pelatnas, termasuk salah satu atlet tuan rumah.
Walau demikian, kata Nae, Leksi telah menunjukkan kemampuan maksimalnya di lintasan lari dalam 12 putaran. Awal start, Leksi berada pada urutan enam. Memasuki putaran kesembilan, dirinya sudah melaju ke urutan tiga. Tersisa dua putaran, Leksi sudah berada di urutan kedua dan pada jarak 100 meter terakhir memasuki garis finish, Leksi menambah kecepatan larinya dan berhasil melewati pelari tuan rumah di 50 meter tersisa menjelang garis finish.
“Harapan kami terkabul dan satu emas perdana dari cabang atletik di nomor lari 5000 meter putra,” ujar Marselinus Nae di Stadion Lukas Enembe yang sedang mempersiapkan para atletnya untuk menghadapi perlombaan pagi ini, Selasa (9/11/2021).
Nae menambahkan pada iven-iven lokal dan daerah di Kupang, Leksi selalu tampil konsisten di nomor 5000 meter ini. Bahkan Leksi pernah menjuarai lari marathon di kelas disabilitas.
“Dan ini menjadi pengalaman kami sebagai pelatih untuk memberikan motivasi serta dukungan kuat bagi atlet-atlet kita. Sebagai pelari elit Pelatnas, tentunya hanya satu nomor yang wajib diikuti dan telah terbukti satu medali emas,” kata Nae.
“Masih ada beberapa hari ke depan untuk nomor lari yang sedang kami usahakan meraih prestasi terbaik di ajang Peparnas kali ini,” imbuhnya.
Baca juga: Emas pertama NPC Sulut dari nomor 100 meter putri
Sementara itu, Leksi Kase mengaku sangat senang dengan hasil yang telah dipersembahkan bagi seluruh masyarakat NTT dan secara kusus di Kabupaten Timor Tengah Selatan (Soe).
“Pelatih kami selalu memberikan motivasi dan dukungan yang kuat. Bahwa sebagai pelari harus mempertahankan kecepatan ketika awal lomba, dan menaikan kecepatannya menjelang garis finish. Hal ini menjadi latihan rutin yang kami lakukan, dan sudahterbukti di setiap ajang perlombaan yang saya ikuti, termasuk di Peparnas kali ini. Terima kasih saya juga kepada seluruh warga masyarakat Papua yang sebagai tuan rumah atas dukungan dan sportifitasnya saat perlombaan berlangsung. Dari lubuk hati yang dalam, saya bangga bisa berada di Papua bersama basudara dorang semua yang Tuhan memberkati kita sekalian,” pungkasnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari