Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Naek Tigor Sinaga memperkirakan Papua akan menghadapi tantangan ekonomi yang berat pada 2020. Seluruh pemangku kepentingan ekonomi di Papua harus bersinergitas, bertransformasi, dan berinovasi untuk menghadapinya.
“Memang ada tantangan berat. Dulunya [pertumbuhan] perekonomian [Papua] berbasis sumber primer, 43 persen dari [sektor] pertambangan. [Perekonomian Papua] harus bertransformasi dengan membangun sumber pertumbuhan ekonomi baru, dan membuat nilai ekonomi [berbagai komoditasnya] bertambah sebanyak mungkin di daerah ini,” kata Sinaga usai mengikuti tahunan Bank Indonesia, Kamis (5/12/2019).
Sinaga mencatat perkembangan teknologi digital bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru Papua. “[Papua harus] menjadikan [teknologi] digital ini menjadi inovasi baru [untuk mendorong] pertumbuhan ekonomi Papua dan kesejahteraan masyarakat yang akan lebih baik,” kata Sinaga.
Bank Indonesia Papua mencatat persiapan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua 2020 telah mendorong pertumbuhan ekonomi Papua secara signifikan, khususnya dari sektor konstruksi dan konsumsi. Akan tetapi, Bank Indonesia juga mewaspadai risiko tekanan inflasi 2020 yang akan meningkat.
Meski akan menghadapi tantangan yang berat, Sinaga juga menyebut Papua akan tetap tumbuh karena nilai investasi dalam sektor yang berkelanjutan yang semakin bertambah, baik dari dalam maupun luar negeri. “Salah satunya kopi dan kerajinan, merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi di luar sektor pertambangan,” kata Sinaga.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Papua, Muhammad Musaad menyatakan Papua membutuhkan lebih banyak investasi. Investasi itu diperlukan untuk memperkuat sumber pertumbuhan ekonomi baru di Papua. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G