Seraya sesekali menghapus Jenderal Kongsompong mengatakan militer akan membantu memberi kompensasi kepada seluruh korban beserta keluarga mereka.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Bangkok, Jubi – Panglima Angkatan Darat Thailand, Jenderal Apirat Kongsompong, menyampaikan permintaan maaf atas penembakan massal dilakukan seorang tentara yang menewaskan 29 orang dan melukai 57 orang lainnya pada akhir pekan lalu. Penembakan brutal yang terjadi itu mengejutkan publik di negara tersebut.
Seraya sesekali menghapus Jenderal Kongsompong mengatakan militer akan membantu memberi kompensasi kepada seluruh korban beserta keluarga mereka.
“Sebagai panglima militer, saya meminta maaf dan menyesali peristiwa ini, yang disebabkan oleh salah satu staf militer,” kata Kongsompong, Selasa, (11/2/2020).
Baca juga : Penembakan brutal di Thailand tewaskan 21 orang
Ini kondisi korban insiden penembakan di universitas Texas
Penembakan di depan SD Washington diduga kasus KDRT
Tercatat tentara penembak secara brutal bernama Sersan Mayor Jakrapanth Thomma, ia ditembak mati oleh pasukan keamanan pada saat kejadian usai membunuh banyak korban dan menyerbu pusat perbelanjaan Terminal 21 di Kota Nakhon Ratchasima sehari sebelumnya.
Pria berusia 32 tahun itu mulai melakukan pembunuhan pada Sabtu, pekan lalu dan menembak komandannya dan ibu mertua komandan terkait sengketa bisnis.
Ia kemudian mengarah ke pangkalan militer untuk mencuri lebih banyak senjata beserta amunisi dan melepaskan tembakan sambil melintasi kuil Budha, sebelum menyasar ke pusat perbelanjaan Terminal 21, dan secara membabi buta melepaskan tembakan ke arah pengunjung dan bertahan melawan kepungan polisi selama 12 jam.
Apirat menyebutkan militer akan menyelidiki pejabat komandan yang tewas, yakni Kolonel Anantharot Krasae 48 tahun, dan kesepakatan perumahan yang tampaknya ditengahi oleh mertua sang kolonel, Anong Mitchan 63 tahun.
Tentara menyebutkan kolonel tersebut mengambil keuntungan dari pelaku dalam kesepakatan lahan, karena ada pelanggaran janji dalam masalah uang.
Panglima mengatakan otoritas akan melacak lagi siapa yang terlibat dalam skema tersebut dan ia juga menjanjikan jalur komunikasi baru agar personel militer dapat menyampaikan keluhan mereka langsung ke atasan.
“Militer dan saya telah menginstruksikan ini,” ujar Kongsompong, yang menyatakan misinya sebelum pensiun pada Oktober menghadirkan keadilan bagi staf militer. (*)
Editor : Edi Faisol