Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman alias MbS, mengungkapkan niat negaranya berdamai dengan musuh bebuyutannya, Iran. Ungakapan MbS itu pertama sejak Saudi dan Iran berselisih dan berebut pengaruh di Timur Tengah.
“Iran adalah negara tetangga, dan semua yang kami cita-citakan adalah hubungan baik dan spesial dengan Iran,” kata MbS dalam wawancara televisi yang disiarkan Selasa (26/4/2021) malam.
Baca juga : Trump berniat beri kekebalan hukum saat pangeran Saudi digugat
Arab Saudi usir nelayan Iran dari perairannya
Ini sanksi pertama pemerintahan Biden terhadap ke Iran
MbS mengatakan tak ingin situasi Iran menjadi sulit. “Sebaliknya, kami ingin Iran tumbuh dan mendorong kawasan serta dunia menuju kemakmuran,” katanya.
MbS menuturkan Saudi sedang bekerja dengan mitra regional dan global demi menemukan solusi atas perilaku negatif Teheran.Saudi kerap menuding Iran mendukung kelompok teroris dan menyebabkan ketidakstabilan di kawasan.
Tercatat Riyadh dan Teheran telah memutus hubungan diplomatik sejak 2016. Pemutusan hubungan ini terjadi setelah penyerangan misi diplomatik Saudi oleh pedemo Iran sebagai bentuk protes eksekusi mati seorang ulama Syiah. Kedua negara itu juga kerap berbeda pendapat dalam menangani sejumlah isu regional, seperti konflik Suriah hingga Yaman.
Namun, pernyataan MbS kali ini menandai perubahan pandangan Saudi terhadap Iran. Sebelumnya, MbS kerap mengecam Iran yang dinilai memicu ketidakamanan kawasan. Sejauh ini MbS tidak menyebutkan ada negosiasi apa pun dengan Iran. Namun, Financial Times melaporkan bahwa delegasi Iran dan Saudi bertemu pertama kalinya pada 9 April lalu di Baghdad. Pertemuan itu difasilitasi Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhemi.
Seorang pejabat Irak membenarkan pertemuan itu berlangsung secara diam-diam. Seorang diplomat negara Barat mengatakan dia juga telah “diberi pengarahan sebelumnya” tentang upaya “untuk menengahi hubungan yang lebih baik dan mengurangi ketegangan” antara Riyadh dan Teheran.
Meski, Saudi secara resmi membantah ada pertemuan rahasia tersebut. Iran juga bungkam terkait pertemuan itu, walau menegaskan bahwa pihaknya “selalu menyambut” dialog dengan Saudi. (*)
Editor : Edi Faisol