Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) kepemudaan di Provinsi Papua aktif mengedukasi masyarakat terkait bahaya Covid-19.
Gerakan Milenial Indonesia (GMI) Papua misalnya, aktif melakukan edukasi melalui media sosial.
Adrian Kasela, ketua GMI Papua kepada Jubi mengatakan, sejak April para aktivis GMI melakukan kampanye terkait Covid-19.
“Kami kampanye melalui media sosial, seperti Facebook, grup WhatsApp, dan Instragram, menghimbau generasi muda agar memakai masker dan sebisa mungkin menghindari kerumunan, cukup berhasil menarik perhatian generasi muda,” katanya ketika ditemui Jubi di Padang Bulan, Kota Jayapura, Rabu (14/10/2020).
Selain melakukan kampanye di medsos, GMI Papua juga terjun langsung ke lapangan memberikan pemahaman tentang Covid-19 dan pentingnya pencegahan. Pada Mei 2020 GMI Papua juga membagikan masker dan sabun cuci tangan kepada pedagang di Pasar Mama-Mama Papua.
“Kami lakukan demo cuci tangan di depan Mama-Mama, mengajarkan cara mencuci tangan yang benar, makan harus cuci tangan dulu dan sesudah beraktivitas harus cuci tangan,” katanya.
Menurut Adrian, kampanye di medsos dan terjun ke lapangan membagikan masker dan sabun cuci tangan cukup efektif mengedukasi masyarakat. Karena itu, ia berpendapat kolaborasi antarkomunitas dan organisasi kemasyarakat penting dalam pencegahan korona.
Ia berpesan agar generasi muda menaati imbuan pemerintah. Generasi muda, katanya, penting memakai masker dan menghindari kerumunan.
Perhimpunan Mahasiswa Flobamora Jayapura (PMFJ) juga terlibat dalam kegiatan kampannye bahaya dan pencegahan virus korona. Fransiskus Leta, anggota PMFJ, mengatakan ia terus memberikan kesadaran tentang Covid-19 melalui media sosial maupun saat bertemu teman-teman di kampus.
“Kami buat poster lalu sebarkan di grup WhatsApp,” katanya.
Saat bertemu teman-temannya, Frans juga selalu mengingatkan untuk tidak berpeluk. Ia juga menganjurkan teman-temannya mencuci tangan di air mengalir atau memakai hand sanitaizer.
Menurut Frans, saat ini edukasi melalui daring dan medsos sangat dibutuhkan generasi muda.
“Kami pernah melakukan edukasi virtual dengan mengundang orang-orang berpengaruh, tujuan kami agar mereka bisa mempengaruhi generasi muda untuk terlibat memerangi virus korona,” katanya.
Frans juga aktif melakukan edukasi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Noken Papua dan Gapai. Tujuan edukasi agar generasi muda aktif menekan laju perkembangan virus korona.
“Saya dan tujuh teman bertugas di Keerom sebulan pada September 2020, sekitar 10 Sekolah Dasar dan 10 SMP, serta 11 puskesmas kami datangi guna memberikan ‘assessment’ (penilaian-red), sekaligus edukasi,” ujarnya.
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Jayapura juga aktif melakukan edukasi. Ketua GMNI Kota Jayapura Ricky Bofra mengatakan ia dan kawan-kawannya aktif membagikan informasi perkembangan Covid-19, melakukan kampanye di medsos, dan pada Mei 2020 membagikan masker kepada masyarakat di putaran taksi Perumnas 3 Waena.
“Media sosial berpengaruh besar dan berhasil sebagai sarana edukasi tentang virus korona kepada generasi muda,” kata Bofra ketika ditemui Jubi di Waena, Rabu (14/10/2020).
GMNI Kota Jayapura juga lebih sering melakukan kegiatan secara daring. Jika harus melakukan pertemuan organisasi pesertanya dibatasi.
“Kami sering melakukan diskusi secara virtual, kalau rapat kami batasi tujuh orang saja, itu pun wajib jaga jarak, memakai masker dan hand sanitaizer,” katanya.
Ikatan Mahasiswa Tambrauw Jayapura juga aktif melakukan sosialisasi bahaya Covid-19 dan mengantisipasinya.
Ketua Ikatan Mahasiswa Tambrauw Jayapura Nikodemus Momo mengatakan pengurus secara langsung memberikan sosialisasi kepada anggota tentang Covid-19, terlepas dari anjuran yang telah disampaikan pemerintah.
“Kami panggil mereka untuk berikan sosialisasi, melakukan pembatasan waktu di asrama pukul 08.00 –22.00, serta wajib menggunakan masker dan mencuci tangan,” katanya.
Sejauh ini, kata Niko, pengurus berusaha menyediakan logistik bantuan mahasiswa (bama) di Asrama Tambrauw. Itu dilakukan agar anggota tidak mencari makanan di luar asrama.
“Kami surati Pemerintah Kabupaten Tambrauw, dibantu Rp1 juta setiap anggota dan ada bantuan Rp15 juta, ini pakai beli bama taruh di asrama supaya anggota tidak belanja di kios,” ujarnya.
Selain itu, menurut Niko, kebersihan menjadi salah satu aspek penting dalam menekan penurunan angka korona yang semakin bertambah di Papua, khususnya di Jayapura.
“Kami biasa kerja bakti, seminggu sekali Sabtu pagi bersih-bersih asrama,” katanya.Niko berharap pemuda sebagai penyambung informasi bisa memberikan informasi baik kepada masyarakat tentang virus korona.
“Kita ini kan mahasiswa yang ilmiah, wajib untuk menaati protokol kesehatan yang diajurkan pemerintah agar bersama memutus mata rantai virus korona,” katanya. (CR7)
Editor: Syofiardi