Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Akses transportasi jalan menuju kampung-kampung di Distrik Tubang, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, sangat sulit. Untuk menuju ke beberapa kampung seperti Dokip, Yowid, maupun Wamal, harus menunggu sampai air surut, baru kendaraan roda dua (motor) bisa melintas.
Kondisi itu karena sejauh ini belum ada akses jalan darat dibuka di wilayah itu. Ketika orang akan menuju ke tiga kampung di distrik tersebut, selain dengan menggunakan sepeda motor setelah air turun, bisa juga dengan speedboat.
Salah seorang warga Kampung Yowid, Vincentius Mahuze, saat ditemui Jubi pekan lalu, mengatakan oleh karena sulitnya topografi wilayah, sehingga kehidupan masyarakat di Distrik Tubang tak juga mengalami kemajuan.
“Ya mau bilang apa, dari tahun ke tahun, kami seperti begini terus,” ujarnya.
Dikatakan, ketika orang akan bepergian ke tiga kampung tersebut melalui jalur darat, harus menunggu sampai air surut terlebih dahulu. Dari situ baru bisa leluasa menggunakan motor menuju ke kampung yang dituju.
Baca juga: Akses transportasi di Distrik Kaptel sangat sulit
“Jadi siapapun yang hendak ke kampung-kampung di Tubang, harus menghitung dengan baik kapan air naik dan turun. Jika tak hitung baik, maka akan terjebak di tengah air laut,” ujarnya.
Lebih lanjut Vincent mengaku salah satu potensi andalan masyarakat di wilayah selatan Papua ini adalah ikan serta daging. Namun potensi itu tak bisa dipasarkan ke kota lantaran selain jauh, juga akses transportasi yang sulit.
Hal senada disampaikan salah seorang warga setempat, Yohanes (40). Dari tahun ke tahun, kehidupan masyarakat Distrik Tubang tak pernah mengalami kemajuan.
“Bagaimana kita mau maju, transportasi juga sulit dan kurang adanya sentuhan baik dari Pemerintah Kabupaten Merauke,” ujarnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari