Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Bertinus Sondegau mengungkapkan pelaku penembakan pada Rabu (27/10/2021) malam, terhadap putranya Nopelinus Sondegau (2) yang tewas di Sugapa, Intan Jaya, diduga adalah aparat gabungan TNI dan Polri.
“Kami semua keluarga ada dalam rumah, karena waktu itu malam dan banyak bunyi tembakan senjata. Anak Nopelinus kena tembakan peluru tajam dari TNI dan Polri. Dia mati dalam rumah, bukan di luar dan bukan siang hari tapi malam hari,” kata Bertinus Sondegau kepada Jubi ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kamis (28/10/2021).
Ia bisa memastikan siapa pelakunya karena TPN-PB OPM melakukan penyerangan atau tembakan dari arah bawah, sedangkan pihak TNI, Polri, dan Brimob melakukan tembakan dari arah atas.
“Jadi anak saya ini kena peluru dari atas punya. Maka penembaknya adalah aparat gabungan. Kita bedakan dari situ. Mana ada TPN-PB bisa naik ke atas dan sebaliknya, mana ada TNI Polri tiba-tiba bisa ada di arah bawah apalagi sudah malam hari,” ungkap Bertinus.
Sondegau mengatakan, ketika itu semua orang sudah ada di dalam rumah masing-masing, karena takut lantaran terdengar bunyi tembakan senjata.
“Saya punya rumah di Yokatapa, belakang kantor Koramil Sugapa. Semua orang ada dalam rumah, termasuk kami. Tidak ada yang berani keluar,” ujarnya.
Menurutnya, anaknya telah dimakamkan di kompleks Gereja Katolik Stasi St. Petrus Agapa, sekaligus dilakukan acara duka di gereja Katolik tersebut.
“Kami makamkan di sekitar gereja karena kami harus mengungsi akibat situasi yang tidak mendukung,” ujarnya.
Sementara itu, Yoakim Majau (6), korban anak yang masih hidup diberangkatkan ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika, untuk mendapatkan perawatan medis. Pihak rumah sakit berhasil mengeluarkan peluru tajam yang nyasar di tubuhnya, persis di tulang belakang.
“Tadi sudah dikeluarkan oleh dokter. Tapi saya tidak diizinkan foto peluru tersebut, mereka [pihak medis] bilang akan diserahkan kepada aparat keamanan,” kata Joel Majau, kakaknya Yoakim Majau, kepada Jubi melalui telepon selulernya.
Joel menjelaskan, adiknya tersebut terkena tembakan peluru dari arah atas, di mana aparat keamanan sedang melakukan penembakan ke arah bawah.
“Jadi kasusnya sama dengan Nopelinus yang meninggal dunia itu. Kami putuskan pelakunya aparat,” tegasnya.
Pater Yance Wadogoubii Yogi, Pr, Pastor Paroki St. Fransiskus Titigi, Dekenat Moni Puncak, Keuskupan Timika menegaskan, Kepolisian Daerah (Polda) Papua jangan asal bicara tanpa ada bukti yang cukup memuaskan, lalu menyampaikannya kepada publik.
“Polisi, ya, Polda Papua jangan hanya tahu bicara. Harus lakukan pengecekan baik-baik dulu baru keluarkan pernyataan terkait dengan penembakan terhadap dua anak di Intan Jaya. Polisi sudah salah sekali itu,” kata Yogi.
Menurut dia, pelaku sebenarnya yang menewaskan bayi Nopelinus Sondegau dan melukai Yoakim Majau, diduga dilakukan oleh aparat gabungan.
“Kita bicara jujur sesuai dengan apa yang terjadi di depan kita, bukan menyembunyikan diri,” tegasnya.
Pernyataan Pater Yance Wadogoubii Yogi, Pr, tersebut berangkat dari klaim Polda Papua bahwa yang melakukan penembakan adalah TPN-PB.
Dikutip dari CNN Indonesia, sebelumnya Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan, bahwa dalam insiden itu setidaknya ada dua korban yang terkena tembakan.
“Pada saat terjadinya kontak tembak, dua anak sedang dengan orang tuanya beraktivitas di sekitar rumah, sehingga menjadi sasaran Kelompok Kriminal Bersenjata,” kata Kamal, Rabu (27/10/2021). (*)
Editor: Kristianto Galuwo