Papua No. 1 News Portal | Jubi
Port Vila, Jubi – Blok Oposisi telah memboikot rapat parlemen luar biasa yang kedua dan mendesak Juru Bicara Parlemen, Simeon Seule, untuk mundur dan membiarkan salah satu Wakil Juru Bicara untuk melaksanakan tugasnya sampai pengadilan mengambil putusan atas kasus sipil yang sedang ia tempuh.
Pemimpin Oposisi, MP Ismael Kalsakau, dan anggota-anggota parlemen Oposisi menegaskan bahwa protes mereka adalah karena keprihatinan tentang integritas parlemen nasional dan semua anggota badan legislatif nasional.
“Kita tidak memprotes kasus pengadilan Simeon Seule, melainkan kita ingin melindungi integritas parlemen nasional, integritas semua anggota parlemen dan integritas negara,” kata MP Kalsakau, dalam sebuah wawancara dengan Daily Post, Rabu kemarin (27/11/2019).
Ketika parlemen mulai kembali Rabu pagi kemarin, Kalsakau meminta Seule untuk mundur sementara dan mengizinkan salah satu wakil juru bicara untuk menggantikannya.
Menanggapi desakan itu, Seule mengutip pasal-pasal yang relevan dari Konstitusi Vanuatu, dalam bahasa Inggris dan Prancis, dan menegaskan bahwa ‘sampai ia terbukti bersalah’ ia akan mempertahankan posisi sebagai di parlemen.
Ketika ditekan untuk menunda sidang dan meminta nasihat hukum, Seule menunda parlemen dan meminta saran dari Kantor Pengacara Negara tentang masalah tersebut. Ia lalu kembali ke ruang rapat parlemen dan berkata bahwa saran yang diterima adalah bahwa, kecuali dan sampai ia terbukti bersalah oleh pengadilan sipil, berdasarkan Konstitusi, ia akan mempertahankan posisinya sebagai juru bicara parlemen nasional. Ia meminta parlemen untuk melanjutkan rapat luar biasa itu.
Sementara itu, kelompok Oposisi tetap berada di luar sebagai protes dan berkata kepada Daily Post bahwa mereka akan melanjutkan protes sampai Seule setuju untuk menyingkir.
“Ini adalah citra yang buruk bagi parlemen dan semua anggota parlemen kalau juru bicara masih meneruskan kasusnya di pengadilan, dan pada saat yang sama tetap sebagai Juru Bicara Parlemen Nasional, dan juga pada saat yang sama bertindak sebagai Kepala Negara setiap kali Presiden tidak ada. Keprihatinan kita di pihak Oposisi adalah mengenai integritas nasional.”
Mahkamah Agung telah memerintahkan MP Simeon Seule, untuk membayar kerugian sejumlah Vt595.000 kepada Fredline Tanarango setelah dibuktikan menyerangnya pada 17 Desember 2016.
Menurut Tanarango, pada dini hari 17 Desember, di Hotel Santo, MP Seule merusak ponselnya, merampas tas dan melemparkan ke arahnya hingga semua isi tasnya jatuh. Tanarango juga menuduh Seule memukul punggung, wajah, dan lehernya, menendang punggungnya, dan menarik rambutnya. Seule telah mengakui tidak bersalah atas lima dakwaan terkait tuduhan penyerangan itu pada Oktober tahun ini. (Daily Post Vanuatu)
Editor: Kristianto Galuwo