Noken mama-mama Meepago laris manis di PON XX

papua
Pembeli memilih noken yang dijual mama Meepago di Taman Imbi, Kota Jayapura saat PON XX. - Jubi/Theo Kelen.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Mama-mama Meepago yang berjualan noken PON XX di Taman Imbi, Kota Jayapura, Papua mulai merasakan keuntungan dari penjualan noken mereka. Ada 325 mama dari Meepago yang akan berjualan di tempat tersebut hingga 15 Oktober 2021.

Read More

Salah seorang adalah Merry Pekey, 42 tahun. Ia mengatakan sejak berjualan 2 Oktober 2021 suvenirnya laris manis. Ia mengaku pembeli banyak yang tertarik dengan suvenir noken berbahan kulit kayu yang ia jual.

Hingga Minggu, 10 Oktober 2021 Merry telah berhasil menjual setidaknya 22 dompet berbahan kulit kayu dengan harga per dompet Rp100 ribu. Artinya untuk berjualan dompet saja ia sudah mendapatkan omzet Rp2,2 juta.

“Sangat menguntungkan,” ujarnya.

BACA JUGA: UKM di kawasan Stadion Lukas Enembe untung hingga Rp 1 juta per hari

Selain itu noken kulit kayu miliknya paling banyak dibeli. Dari 100 noken yang ia sediakan sudah terjual 50 noken yang harganya per buah Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Ia juga berhasil menjual satu noken anggrek seharga Rp2 juta.

Merry berharap seluruh noken dan suvenir lain yang ia jual saat perhelatan PON XX di Papua yang tersisa lima hari lagi bisa terjual semuanya.

Mama Meepago lainnya, Nelly Pekey mengatakan kali ini sangat menguntungkan berjualan noken di perhelatan PON XX. Noken kulit kayunya paling banyak diburu pembeli.

Nelly mengaku telah berhasil menjual noken kulit kayu 100 buah. Dengan omzet yang telah diperolehnya sebesar Rp10 juta.

Menurutnya yang banyak membeli merupakan pelanggan dari luar daerah Papua. Ia berharap noken yang dibawanya terjual habis saat PON XX.

“Yang penting laku. Saya tidak punya target berapa banyak [keuntungan] yang didapat. Tapi yang penting bisa laku,” ujarnya.

Fransiska Motee, 24 tahun, juga mengatakan hal yang sama. Ia berhasil menjual 20 noken kulit kayu seharganya Rp100 ribu dan sepasang baju kulit kayu seharga Rp1,5 juta. Artinya Fransiska sudah mengantongi penjualan sebesar Rp3,5 juta.

“Rata-rata noken kulit kayu yang paling diminati di sini,” katanya.

Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano saat berkunjung ke tempat berjualan mama-mama dari Meepago tersebut mengatakan selama PON XX 2021 tempat itu menjadi salah satu pusat oleh-oleh di Kota Jayapura. Hal itu menjadi nilai ekonomi khususnya bagi mama-mama Papua.

“Saya berharap kontingen-kontingen yang ada di Kota Jayapura membeli cinderamata di sini,” ujarnya.

Patungan sewa tenda jualan

Walaupun panitia PON XX menyediakan stan berjualan produk, namun tidak semua pelaku UMKM mendapatkan stan tersebut. Seperti yang dialami mama-mama Meepago penjual noken PON XX.

Sebagai jalan keluar, mama-mama tersebut patungan untuk menyewa tenda berjualan. Ada 325 mama penjual noken dan asesoris dari wilayah Meepago yang terlibat.

“Sepertinya kita ini tidak ada perhatian dari panitia PB PON. Tapi karena tidak diperhatikan kita lakukan upaya dan daya kita sendiri,” kata mama Nelly Yeimo.

Nelly Yeimo, 52 tahun, merupakan koordinator dari mama-mama penjual noken dan asesoris wilayah Meepago yang berdomisili di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Selama perhelatan  PON XX,  ia dan 324 mama lainnya berjualan di Taman Imbi.

“Di arena tidak diakomodir, kita sudah buat permohonan dari 16 Juli 2021 tapi tidak diakomodir,” katanya.

Untuk berjualan di Taman Imbi membutuhkan perjuangan yang berat. Pada 16 Juli 2021 mereka sudah membuat surat permohonan ke PB PON XX. Tak kunjung mendapatkan jawaban, mereka lalu mengadu ke MRP.

Keluhan mama-mama tersebut didengar wali kota Jayapura yang kemudian mengizinkan mereka berjualan di Taman Imbi selama PON XX berlangsung. Namun karena tidak mendapatkan stan, Mama Nelly dan kawan-kawan terpaksa menyewa tenda sendiri. Setiap orang membayar Rp100 ribu untuk dapat menyewa tenda yang tarifnya Rp12 juta.

“Ini pun daya upaya kita sendiri, tidak ada panitia yang membantu kita. Dengan dana yang dikumpulkan ini kita upayakan untuk tenda,” katanya.

Mama Nelly dan mama lainnya berjualan noken dan suvenir asli dari Papua. Harganya pun bervariasi,  untuk noken dari benang harganya Rp50 ribu sampai Rp700 ribu. Sedangkan noken dari kulit kayu Rp100 ribu dan noken anggrek Rp3 juta hingga Rp7 juta, sesuai ukuran.

Selain dapat memilih noken sesuai selera, pembeli juga dapat mengabadikan momen dengan berfoto. Tapi wajib memberikan sumbangan secara sukarela Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. (*)

Editor: Syofiardi

Related posts

Leave a Reply