Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Dewan Adat Papua Wilayah III Doberai meminta Pemerintah Dinas Sosial Papua Barat memperbanyak bantuan tempat berjualan pinang dan modal kerja untuk para Mama-mama Papua yang berdagang. Hal itu disampaikan Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Doberai, Paul Finsen Mayor saat dihubungi Jubi pada Sabtu (26/2/2022).

“Kami melihat di Manokwari maupun di Kota dan Kabupaten Sorong sangat membutuhkan itu. Minimal di setiap kabupaten ada 50 pondok pinang untuk Mama-mama Papua. Itu demi menjawab asas pemerataan pembangunan dan keadilan,” kata Mayor.

Menurutnya, bantuan seperti itu sangat dibutuhkan para Mama-mama Papua. “Bantuan riil seperti ini sangat membantu Mama-mama selaku pelaku ekonomi mikro, dan mereka sebagai masyarakat adat Papua,” katanya.

Baca juga: Solpap: Akan kembangkan Pasar Mama-Mama Papua sebagai pasar berciri khas Papua

Mayor mengatakan selama ini Mama-mama Papua duduk jualan di tanah, beralaskan karung bekas dan dipapar teriknya matahari. Kondisi itu menyulitkan para Mama-mama Papua. “Jangan bangun pondok pinang hanya di Manokwari, Kota Sorong dan Kabupaten Sorong saja. [Bantuan itu] harus menyeluruh sampai ke Kabupaten Kaimana, Kabupaten Fak-fak, dan juga Kabupaten Raja Ampat,” katanya.

Mayor berharap  Dinas Sosial Papua Barat bisa mengalokasikan anggaran untuk membangun pondok-pondok di seluruh wilayah Papua Barat. “Itu model pemberdayaan orang Papua yang tepat, berpihak kepada perempuan Papua. Itu substansi pembangunan yang rakyat Papua inginkan. Mulai dari membangun pondok yang layak, agar mereka bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Ketua Solidaritas Pedagang asli Papua Frengky Warer di Kota Jayapura, Provinsi Papua, mengatakan bantuan tempat berjualan dan modal kerja sangat penting dan akan berdampak langsung bagi Mama-mama Papua. “Saya apresiasi. Saya usulkan kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat juga melakukan pelatihan bagi Mama-mama untuk meningkatkan kreatifitas berjualan,” kata Warer.

Warer berharap Pemerintah Provinsi Papua barat juga memikirkan tentang konsep pasar berciri khas Papua, agar orang luar yang datang bisa berbelanja di sana. “Kami juga bersedia membantu dalam menyediakan konsep bagaimana mendorong pasar asli Papua di Provinsi Papua Barat,” kata Warer. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Leave a Reply