Negosiasi Vanuatu-Prancis atas batas laut berjalan mulus

Pulau Hunter. - RNZI/WikiCommons
Pulau Hunter. – RNZI/WikiCommons

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Port Vila, Jubi – Kementerian Luar Negeri Vanuatu berbagi dengan rakyatnya tentang hasil pembicaraan batas lautnya baru-baru ini dengan Prancis. Negosiasi batas laut antara Vanuatu dan Prancis yang kedua itu berlangsung di Brussels, Belgia, pada 24 dan 25 Juni 2019 lalu.

Read More

Pertemuan ini menyusul negosiasi batas maritim bersejarah pertama yang diadakan di Sydney, Australia, Februari 2018, setelah Prancis akhirnya sepakat memulai negosiasi dengan Vanuatu untuk menyelesaikan masalah batas laut.

Delegasi Pemerintah Vanuatu dipimpin oleh Kepala Tim Negosiasi, anggota parlemen (MP) Johnny Koanapo, dan termasuk Pelaksana tugas Jaksa Agung Kiel Loughman, Duta Besar Vanuatu untuk Prancis John Licht, Kepala Divisi Treaties and Convention Kementerian Luar Negeri, Roline Tekon, Sekretaris Pertama Kedutaan Besar di Prancis, Dreli Solomon, dan Kepala Divisi Kelautan Kementerian Luar Negeri, Toney Tevi.

Sejak negosiasi putaran pertama pada 2018, Vanuatu dan Prancis telah menaati aturan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), dan bertukar pikiran mengenai penghitungan base points mereka dalam menghitung baseline masih-masing. Base points diperlukan untuk menghitung baselines, batasan yang digunakan oleh UNCLOS sebagai dasar klaim teritorial lautan setiap negara.

Delegasi Vanuatu ini telah meminta penjelasan dan klarifikasi tentang beberapa base points yang diusulkan oleh Prancis. Delegasi Perancis, meski secara umum puas dengan hampir semua base points yang diajukan Vanuatu, juga meminta klarifikasi atas beberapa titik. Klarifikasi mengenai titik base points ini harus dibahas sebelum negosiasi berikutnya.

Kepala Tim Negosiasi Vanuatu juga membahas isu-isu lainnya terkait aktivitas Prancis di zona maritim bersama di antara kedua negara. Persoalan ini termasuk sengketa kepemilikan pulau Mathew dan Hunter.

Isu-isu ini turut dibahas, dan kedua belah pihak sepakat untuk bekerja bersama, dalam semangat persahabatan, untuk mengatasi masalah-masalah tambahan ini.

Ralph Regenvanu, Menteri Luar Negeri Vanuatu, berkata, “negosiasi kedua telah menghasilkan kemajuan yang baik dalam beberapa bidang, sementara di bidang lainnya pemerintah mungkin harus mempertimbangkan cara alternatif lainnya untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.”

Vanuatu dan Prancis juga sepakat untuk mengadakan negosiasi ketiga di Sydney sebelum akhir tahun ini atau awal 2020. (Daily Post Vanuatu)


Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply