Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Organisasi Pertahanan Atlantik Utara, NATO, membantah pernyataan Alexander Lukashenko serta kabar bahwa mereka sudah mengerahkan militer di perbatasan Belarus. NATO menyatakan mereka hanya sedang memantau perkembangan situasi di Belarus paska Pilpres.
“Tidak ada yang namanya kami mengerahkan armada militer di sekitar perbatasan Belarus,” ujar juru bicara NATO, Oana Lungescu, dalam keterangan pers NATO, Minggu (16/8/2020).
Baca juga : Pemimpin oposisi Belarus kabur usai Pilpres rusuh
Rusia tolak peran AS dalam konflik Ukraina
Sebelumnya Presiden Belarus Alexander Lukashenko dalam kondisi terdesak usai memenang Pilpres untuk keenam kalinya. Rakyat menduga ia mencurangi hasil pilpres untuk bisa tetap bertahan di kursi kepemimpinan.
Unjuk rasa dan kerusuhan Belarus sudah berlangsung selama hampir sepekan. Kurang lebih 200 ribu warga turun ke jalan untuk memprotes Alexander Lukashenko dan meminta pemilu ulang. Namun, Alexander Lukashenko bergeming.
Alih-alih menjawab keluhan warga, Alexander Lukashenko menuduh ada intervensi asing di balik kisruh di Belarus. Sembari meminta bantuan Rusia, yang awalnya ia musuhi, Alexander Lukashenko mengklaim bahwa NATO telah mengerahkan pesawat dan tank dari 30 negara di sekitar perbatasan Belarus.
Oana Lungescu melanjutkan bahwa kalaupun NATO menerjunkan armada militer di sekitar perbatasan Belarus, hal itu tidak untuk mengintervensi kisruh di sana. Oana berkata, hal itu hanya untuk perkara keamanan.
“Kehadiran NATO di Eropa timur bukanlah ancaman untuk negara manapun. Itu murni pertahanan yang didesain secara proporsional dan khusus untuk menjaga perdamaian,” ujar Oana menegaskan.
Perkembangan terakhir, Alexander Lukashenko sudah mengamankan bantuan dari Rusia apabila situasi tak terkendali di Belarus. Hal itu termasuk bantuan militer. (*)
Editor : Edi Faisol