Papua No. 1 News Portal | Jubi
Medan, Jubi — Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Taufik mengungkapkan tenaga kesehatan atau tenaga kesehatan yang diduga menginjeksi suntikan tanpa cairan vaksin Covid-19 ke murid SD Wahidin, Medan, bukan berasal dari instansi pemerintah. Sedangkan kegiatan vaksinasi untuk siswa itu bukan program yang dilakukan Pemerintah Kota Medan, namun merupakan pekerjaan dari Polsek Medan Labuhan dengan tenaga kesehatan dan vaksinator yang mereka undang sendiri.
“Iya soal vaksinasi yang diduga kosong itu terjadi di SD Wahidin yang dilaksanakan Polsek Medan Labuhan di bawah Polres Belawan. Kabarnya sekarang sedang mereka telusuri dan penyelidikan,” kata Taufiq, Jumat (21/1/2022).
Baca juga : Perawat penyuntik vaksin kosong jadi tersangka
Seorang joki vaksin mengaku disuntik 16 kali viral di Medsos
Data distribusi vaksin dinilai tak transparan
Menurut taufiq, Nakes yang menyuntik vaksin diundang oleh penyelenggara, ia memastikan bukan dari Puskesmas atau fasiltas kesehatan punya pemerintah.
Pemkot Medan juga sudah berkoordinasi langsung dengan Wali Kota Medan Bobby Nasution terkait hal ini. “Saya sudah kontak Pak Wali dan menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Memang ini jadi atensi tinggi Pak Wali agar benar-benar diusut. Sebab Pak Wali sangat mengkhawatirkan warganya,” kata Taufiq menjelaskan.
Sebelumnya, video seorang vaksinator yang diduga menyuntikkan vaksin kosong ke siswa SD Wahidin, Jalan Komodor Laut Yos Sudarso Kilometer 16, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, Sumut, beredar.
Vaksinator yang mengenakan pakaian berwarna marun dan rompi hijau-hitam tengah mengeluarkan suntikan dari segel kertas. Setelah itu, sang nakes menarik sedikit ujung tuas spuit dan menginjeksi ke lengan sebelah kiri murid SD itu.
Suntikan itu tampak tak berisi cairan vaksin alias kosong. Vaksinator berkerudung tersebut mengambil tisu dan meletakkannya di lengan murid SD yang disuntik tadi. Dia juga sempat mengajak murid SD berkaca mata itu bicara.
Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang mengatakan peristiwa viral itu masih didalami.
“Itu di SD Wahidin. Videonya sedang kita dalami. Jadi setelah kita selidiki, ternyata peristiwa itu terjadi di SD Wahidin saat melaksanakan vaksinasi anak usia 6-11 tahun,” ujar Faisal.
Menurut Faisal, polisi sedang memeriksa para Nakes. “Jadi kasusnya masih kita dalami. Nakes dari salah satu rumah sakit di Medan. Orang tuanya mempertanyakan apakah anaknya sudah divaksin atau belum,” kata Faisal menjelaskan. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol