Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Pemerintah berencana memasukan musik tradisional dalam program pembelajaran pendidikan formal maupun informal. Kebijakan itu dilakukan agar anak-anak Indonesia juga kelak menjadi pelestari budaya.
“Salah satu rekomendasi penting dari Kongres Musik Tradisi Nusantara yang berlangsung pada September 2021 adalah menyediakan dan memasukkan pembelajaran musik tradisi Nusantara dalam pendidikan formal dan informal,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, dikutip Antara, Rabu, (27/10/2021) pagi tadi.
Nadiem mengunjungi Kabupaten Samosir menghadiri rangkaian acara Festival Musik Tradisi Indonesia 2021, yang dilaksanakan di Danau Toba, Labuan Bajo, dan Tidore.
Baca juga : Musisi muda Papua jangan tinggalkan bahasa daerah dan alat musik tradisional
Alat musik tifa jadi simbol obor PON XX
Maestro musik campursari Didi Kempot meninggal
Menurut Nadiem, kolaborasi antar-generasi dalam Festival Musik Tradisi Indonesia-Danau Toba merupakan bagian dari upaya pemajuan kebudayaan.
“Kita sudah melihat sendiri bahwa dengan berkolaborasi kita mampu bergerak bersama memajukan kebudayaan. Mari wujudkan Indonesia yang bahagia dengan merdeka berbudaya,” kata Nadiem menambahkan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid mengatakan, Festival Musik Tradisi Indonesia-Danau Toba 2021 fokus pada isu alih generasi dalam upaya pelestarian budaya.
“Pesan yang penting dari kegiatan ini adalah alih generasi. Jadi ada regenerasi musik tradisi,” kata Hilmar.
Ia mengakui keberadaan musik tradisional saat ini banyak diminati anak muda yang usianya masih SMP dan SMA. Hal itu diharapkan bisa menanamkan semangat yang baru di kalangan anak-anak muda untuk mengenal musik tradisi.
“Kami berharap generasi muda bisa mengambil peran besar dalam menentukan arah pemajuan kebudayaan,” kata Hilman menegaskan.
Penggiat budaya Batak, Ojax Manalu, mengatakan Festival Musik Tradisi Indonesia juga bisa menumbuhkan kebanggaan dan optimisme di kalangan masyarakat yang bermukim di Kawasan Danau Toba.
“Ini merupakan pertama kalinya empat puak di masyarakat Batak, yakni Toba, Karo, Simalungun, dan Pakpak berkolaborasi dalam suatu festival,” kata Ojax. (*)
Editor : Edi Faisol