Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Kelompok Kerja (Pokja) Agama, Tony Wanggai berharap aparat keamanan yang ada di Papua memberikan jaminan keamanan kepada seluruh masyarakat Kota Jayapura baik masyarakat asli Papua maupun masyarakat non Papua.
“Aparat keamanan harus memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat di Papua baik itu masyarakat asli Papua dan juga non Papua, dan juga memberikan jaminan ganti rugi kepada masyarakat yang harta bedanya dirusak hingga dibakar oleh oknum-oknum yang terlibat dalam aksi rasisme yang berujung anarkis pada Kamis (29/8/2019),” kata Tony Wanggai kepada wartawan, Minggu (1/9/2019) di Jayapura.
Kata Wanggai, dirinya juga berharap kepada seluruh masyarakat Papua khususnya di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura untuk menahan diri dan tidak mengambil tindakan sendiri yang melawan hukum.
“Serahkan semua persoalan ini ke penegak hukum. Apabila kita mengambil tindakan sendiri maka akan timbul tindakan saling membalas yang pastinya tidak berujung,” ujarnya.
Untuk itu, dirinya meminta agar Polda Papua menindak tegas oknum-oknum yang melakukan perusakan dan pembakaran terhadap fasilitas umum dan juga rumah warga di Kota Abepura hingga Kota Jayapura.
“Saya juga meminta kepada pemerintah untuk mendata seluruh kerugian dari masyarakat dan segera mengganti rugi sehingga masyarakat bisa kembali menjalankan usahanya,” katanya.
Sebelumnya Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav Urbinas kepada wartawan, Sabtu (31/8/2019) mengatakan, kondisi Kota Jayapura pascademo rasisme yang berujung anarkis pada Kamis (29/8/2019) berangsur pulih.
“Hingga saat ini kami berupaya untuk berangsur-angsur ke keadaan yang pulih. Saya tidak menyampaikan telah pulih 100 persen tetapi ini situasi kontigensi yang kami semua berupaya untuk tidak menyebar menjadi isu SARA dan lain sebagainya,” kata Kapolres.
Kapolres Urbinas menambahkan, jumlah pedemo pada Kamis lalu ditaksir mencapai lima ribu orang yang tersebar di beberapa titik di Kota Jayapura. Kosentrasi massa awalnya di Perumnas 3 Waena, Batas Kota, Expo, Lingkaran Abepura, dan Taman Imbi – Kota Jayapura.
“Dengan personil yang ada kami kekurangan dalam hal jumlah. Padahal, kami sudah dibantu oleh Brimob dan TNI. Awalnya, massa sudah dibubarkan di Batas Kota, dimana kami melakukan tembakan peringatan dan gas air mata. Namun massa hanya lari tetapi tidak membubarkan diri,” katanya.
Kapolres mengaku menerima banyak keluhan dari warga yang takut menjadi korban. Meski begitu ia mengaku Polisi masih mengamankan massa tanpa menggunakan kekerasan.
“Kalau kami melawan pedemo maka pilihannya adalah kami yang jadi korban atau pendemo yang jadi korban. Akhirnya saya memutuskan, kami tetap mengawal aksi demo tersebut, namun jangan sampai aksi anarkis tersebut jatuhnya korban. Saya tidak inginkan hal tersebut,” ujarnya.
Kapolres juga meminta masyarakat yang merasa dirugikan untuk mendata apa saja kerugian yang dialami agar diajukkan ganti rugi kepada Dinas Sosial Kota Jayapura.
“Intinya bahwa pelaku anarkis tersebut tetap akan kami usut dan diadili sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Negara ini. Kami tidak menutup mata akan hal ini. Kami tau, masyarakat kehilangan harta benda, tetapi lebih penting adalah kita bisa selamat semua tanpa ada korban jiwa pada saat aksi demo tersebut,” katanya. (*)
Editor : Edho Sinaga