Mogok mengajar di Kota Jayapura dikhawatirkan merembet ke daerah lain

Demo guru SMA/SMK se Kota Jayapura pada 28 Januari 2019 - Jubi/Dok.
Demo guru SMA/SMK se Kota Jayapura pada 28 Januari 2019 – Jubi/Dok.

Papua No. 1 News Portal | Jubi 

Jayapura, Jubi – Aksi mogok mengajar para guru beberapa SMA/SMK di Kota Jayapura, Papua, Jumat (15/2/2019), lantaran tunjangan mereka pada 2018 belum dibayarkan pemerintah hingga kini, dikhawatirkan berdampak ke kabupaten lain dan menggangu tahapan pelaksanaan Ujian Nasional (UN).

Read More

Sekretaris Komisi V DPR Papua yang membidangi pendidikan, Natan Pahabol mengatakan, bukan tidak mungkin guru SMA/SMK di kabupaten lain yang tunjangannya belum dibayarkan pemerintah daerah melakukan aksi serupa.

“Kalau di ibu kota provinsi melakukan aksi seperti itu, kami khawatir wilayah lain akan melakukan hal yang sama,” kata Natan Pahabol saat menghubungi Jubi, Minggu (17/2/2019).

Menurutnya, beberapa hari sebelum aksi mogok guru SMA/SMK di Kota Jayapura terjadi, para guru SMA/SMK di Kabupaten Jayawijaya telah terlebih dahulu mengancam akan serupa jika tak ada kepastian pembayaran tunjangan mereka selama enam bulan pada 2018, oleh pemerintah daerah.

Lantaran adanya ancaman para guru di Jayawijaya itu, Komisi V DPR Papua beberapa hari lalu turun ke kabupaten tersebut bertemu bupati dan para guru.

“Setelah pertemuan dengan berbagai pihak, para guru di Jayawijaya akhirnya siap melaksanakan UN. Namun setelah kami kembali dari Jayawijaya, guru SMA/SMK di Kota Jayapura melakukan aksi mogok mengajar,” ujarnya.

Menyikapi situasi itu, Komisi V DPR Papua katanya, akan mengundang Wali Kota dan Bupati Jayapura bersama Kepala Dinas Pendidikan kedua daerah itu untuk rapat dengar pendapat di Kantor DPR Papua, Senin (18/2/2019).

Perwakilan kepala sekolah dan guru SMA/SMK, juga akan diundang membicarakan terkait hak-hak mereka dengan pihak pemerintah kabupaten (kota) dan Dinas Pendidikan setempat.

“Agendanya pukul 10.00 WP. Mesti dibicarakan semuanya agar ada keterbukaan. Kami harap pata guru tetap mempersiapkan pelaksanaan UN sesuai tugasnya. Namun kewajiban mereka juga harus diberikan. Jangan lagi ada pernyataan-pernyataan dari para guru yang mengkhawatirkan siswa,” ucapnya.

Aksi mogok guru SMA/SMK tidak hanya terjadi di Kota Jayapura. Pada hari yang sama, para guru SMA/SMK di Kabupaten Nabire menggelar mogok mengajar, yang menyebabkan tak adanya aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah di wilayah itu, di antaranya SMA Negeri I, SMK Negeri 2, dan SMA YPPGI Nabire.

Salah seorang siswa SMK N 2 Nabire, Yahya Degei mengatakan ketika ia datang ke sekolah, tidak ada guru dan kegiatan belajar mengajar.

“Saya kaget, pas datang pagi tadi di sekolah, guru – guru tidak ada, katanya mogok mengajar. Saya dan kawan –kawan dari pada tinggal bingung di sekolah, lebih baik balik ke rumah,” kata Degei.

Seorang guru yang ikut mogok, mengatakan hal ini merupakan kelanjutan dari tuntutan mereka kepada Pemda Nabire dan aksi tersebut akan berlanjut hingga ada kejelasan dari pemerintah.

“Kami belum tahu kapan akan melaksanakan KBM, kemungkinan menunggu sampai ada kepastian pembayaran ULP,” kata guru yang enggan menyebut namanya itu. (*)

Editor : Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply