Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Puluhan mahasiswa, guru, akademisi, tokoh agama, dan para pejabat kabupaten dan kota di Papua memenuhi Aula Lantai 1 Swiss-Belhotel Jayapura, Senin, 14 Febuari 2022. Sedangkan di ruang virtual zoom bergabung juga ketua MPR RI, pejabat kementerian, duta besar RI, duta-duta besar negara tetangga, serta akademisi dalam dan luar negeri.
Kehadiran orang dari berbagai latar belakang tiga hari lalu secara langsung maupun melalui virtual itu untuk menyaksikan penyerahan SK Izin Pendirian dan Launching Universitas Internasional Papua.
Universitas ini disebut sebagai universitas internasional pertama di Papua seperti tertera dalam SK Mendikbudristek RI Nomor 24/E/0/2022 tentang Izin pendirian UIP yang diserahkan Kepala LLDIKTI Wilayah XIV Papua dan Papua Barat kepada para pendiri kampus di Kota Jayapura, Papua.
BACA JUGA: Universitas internasional pertama di Papua diluncurkan
Dari puluhan tamu undangan itu hadir pula Agustinus Wianimo. Wianimo saat ini sedang menjalani kelas persiapan di Papua Language Institute (PLI) untuk melanjutkan jenjang magister di Rusia. PLI merupakan salah satu lembaga yang didirikan Yayasan Maga Edukasi Papua.
Pria suku Marind, Merauke tersebut sangat mengapresiasi kehadiran UIP, karena akan memberikan pengalaman pendidikan yang luar biasa, sebab kegiatan perkuliahan akan menggunakan bahasa Inggris.
“Itu akan menjadi pengalaman yang menarik, serasa kita kuliah di luar negeri dan itu adalah salah satu impian kami anak-anak Papua,” katanya.
Selain itu, menurutnya kehadiran Universitas Internasional Papua akan memberikan kesempatan mendapatkan pendidikan yang baik dengan standar internasional bagi anak-anak Papua, terutama anak-anak muda Papua yang berasal dari pedalaman dan tidak memiliki biaya mencukupi untuk kuliah di luar negeri.
“Kita punya kemampuan, hanya kesempatan yang kurang dan ini kesempatan yang sangat baik dengan hadirnya UIP,” ujarnya.
Universitas Internasional Papua akan menjadi perguruan tinggi yang ke-75 dan perguruan tinggi swasta ke-14 di Tanah Papua. Kampus ini direncanakan akan berdiri di atas lahan seluas 30 hektar di atas Bukit Telaga Ria, Kabupaten Jayapura.
Fasilitasnya antara laingedung rektorat dan administrasi, gedung kuliah, gedung asrama, guest house dosen, auditorium, gereja dan fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola dan lapangan tenis. Total ada 90 ruang kelas sebagai ruang kuliah, ruang kelas bahasa asing, diskusi, dan staf, dan ruang kuliah gabungan.
UIP akan memiliki Fakultas Sains (Progam Studi Teknik Industri, Program Studi Teknik Fisika, dan Program Studi Teknik Sistem Energi) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Program Studi Pendidikan Antropologi).
Target awal akan menerima 500 mahasiswa perdana. Sedangkan 24 dosen telah bergabung.
“Kami tidak mau bangun Papua biasa-biasa saja, cara-cara lama. Sehingga dengan hadirnya UIP kami mencoba keluar dari kebiasan-kebiasan lama. Walaupun ada tantangan dan kesulitaan yang luar biasa,” kata Pendiri Yayasan Maga Edukasi Papua, Samuel Tabuni.
Program UIP akan didasari riset
Tim Pendiri UIP Dr. Willem Burung mengatakan UIP akan dilengkapi dengan lembaga Papua Research and Development Centre. Lembaga ini akan menjadi landasan kebijakan, strategi belajar mengajar berdasarkan hasil riset yang kontekstual sehingga ke depannya program-program UIP harus berdasarkan riset-riset yang andal dan dilakukan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Ke depannya program-program dari universitas ini tidak jalan begitu saja. Kitong pikir ini boleh bagus, di sana dong bikin bagus, kitong juga bikin. Itu tidak bisa begitu,” kata Director Papua Research and Development Centre PLI tersebut.
Burung menjelaskan dalam menjalankan misinya Papua Research and Development Centre akan dibagi dalam dua divisi, yaitu Research Division dan Development Division yang akan menggarap program-program di UIP.
Ada empat tema dasar yang melandasi program kerja dari riset center, yaitu training, research, analysis dan recommendation.
“Saya percaya anak-anak Papua bisa menjadi periset-periset andal yang juga punya potensi yang tidak hanya di tingkat nasional, tapi hingga tingkat internasional,” ujarnya.
Burung menjelaskan strategi kerja dari Papua Research and Development Centre itu bersifat internal dan eksternal. Internal akan mencakup ke dalam kawasan UIP dan akan di bantu riset center untuk mengembangkan semua program kerja dari UIP dan Yayasan Maga Edukasi Papua.
Sedangkan eksternal akan membantu UIP untuk bekerja sama dengan pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
“Saat ini sudah ada beberapa universitas dari luar negeri yang mau kerja sama dengan UIP, khususnya di bidang riset,” katanya.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Provinsi Papua Triwarno Purnomo mengatakan Pemerintah Provinsi Papua sangat berharap dengan kehadiran UIP dan lembaga pendidikan tinggi lainnya di Papua terus memberikan kontribusi pembangunan terutama dalam peningkatan kualitas pendidikan dan daya saing SDM di Tanah Papua. (*)
Editor: Syofiardi