Papua No.1 News Portal | Jubi
Wisma Atlet Mandala dikerjakan selama sembilan tahun dan menghabiskan Rp260 miliar. Fasilitas untuk para atlet ini disebut sebagai salah satu yang termegah di Nusantara.
PEMERINTAH Provinsi Papua tetap fokus dan berkomitmen dalam menyiapkan sejumlah fasilitas walaupun penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional ditunda hingga tahun depan. Salah satu fasilitas yang disiapkan tersebut ialah Wisma Atlet Mandala.
Gedung Wisma Atlet Mandala berdampingan dengan Stadion Mandala, stadion legendaris sekaligus markas Persipura, tim sepak bola kebanggaan Rakyat Papua. Dibutuhkan waktu hingga sembilan tahun untuk mewujudkan pembangunan wisma tersebut.
“(Total anggaran pembangunannya) kurang lebih Rp260 miliar. Kontraktornya ialah PT Sri Rejeki Pramesti. Kebetulan mereka yang dapat terus (pengerjaan proyek pembangunan Wisma Atlet Mandala),” kata Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Papua Mohamad Ramli kepada Jubi, Sabtu, 27 Juni 2020.
Anggaran sekitar Rp10,66 miliar mengawali pembangunan Wisma Atlet Mandala pada 2011. Alokasi dana pembangunan tersebut melesat hampir tiga kali lipat sehingga menjadi sekitar Rp29,10 miliar pada tahun berikutnya.
Pada 2013 pemerintah kembali mengelontorkan dana untuk merampungkan pembangunan Wisma Atlet Mandala. Nilainya jauh lebih kecil daripada tahun sebelumnya, yakni sekitar Rp14,52 miliar.
Setelah itu, kucuran dana kembali dilipatgandakan selama tiga tahun berturut-turut. Pada 2014 dialokasikan sekitar Rp18,73 miliar, dan pada 2015 bertambah menjadi hampir Rp22 miliar. Keran pendanaan semakin mengucur deras dengan dialokasikannya anggaran sekitar Rp48,21 miliar pada tahun berikutnya.
Anggaran pembangunan Wisma Atlet Mandala kembali melonjak sehingga mendekati Rp84 miliar pada 2018, setelah sempat menyusut menjadi sekitar Rp37,27 miliar pada 2017. Kucuran dana besar-besaran pada 2018 tersebut berkaitan persiapan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua.
Pengerjaaannya pun dikebutkan karena ditargetkan rampung pada jauh hari, sebelum pembukaan PON XX. Anggaran pembangunannya juga ditambah lagi sekitar Rp49,41 miliar pada tahun lalu.
Fasilitas serbalengkap
Wisma Atlet Mandala dibangun sebanyak tujuh lantai. Fasilitas itu disebut-sebut sebagai lokasi pemondokan atlet terlengkap dan termodern di Indonesia, setelah Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta.
“Wisma Atlet Mandala berdiri di lahan seluas 25.865 meter persegi. Lantai dasarnya yang seluas 2.432 meter persegi memiliki delapan kamar untuk 80 orang, dan areal latihan seluas 768 meter persegi,” jelas Ramli.
Sementara itu, lantai satu hingga lantai tiga difungsikan sebagai areal parkir kendaraan bermotor. Areal parkir seluas 2.432 meter persegi di lantai satu bisa menampung sekitar 60 kendaraan roda empat. Adapun area parkir di lantai dua dan tiga, yang masing seluas 2.944 meter persegi bisa menampung hingga 168 kendaraan roda empat.
Kemudian, lantai empat difungsikan untuk menunjang kegiatan administrasi keolahragaan. Ruang seluas 3.640 meter persegi itu dijadikan sebagai Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua dan sekretariat pengurus cabang olah raga tingkat provinsi.
“Di lantai empat juga tersedia areal parkir untuk menampung 36 mobil. (Selanjutnya), lantai lima yang seluas 4.193 meter persegi diperuntukkan sebagai ruang kerja Ketua Umum dan Sekretaris serta para Wakil Ketua KONI Papua,” kata Ramli.
Ruang serbaguna berkapasitas 300 orang pun tersedia di lantai lima Wisma Atlet Mandala. Di lokasi ini juga terdapat dapur beserta ruang makan berkapasitas 150 orang. Tersedia pula pasar swalayan dan kafetaria, yang menempati areal seluas 459 meter persegi di lantai lima.
Lantai lima juga menjadi kantor bagi pengelola Wisma Atlet Papua. Mereka menempati ruangan seluas 323 meter persegi.
Penampungan atlet secara khusus disediakan di areal lantai enam dan tujuh, yang luasnya masing-masing 3.640 meter persegi. Ada 32 kamar berdaya tampung 320 orang di lantai enam, dan 20 kamar dengan kapasitas 192 orang di lantai tujuh. Secara keseluruhan terdapat 524 fasilitas tempat tidur di kedua lantai tersebut. Di lantai tujuh juga tersedia pusat kebugaran (fitness center) seluas 1.190 meter persegi.
Untuk memastikan pasokan air bersih di Wisma Atlet Mandala, disiapkan sebanyak dua bak raksasa untuk menampung cadangan air bersih. Sebuah bak dibangun di sisi gedung, sedangkan satu lagi di dalam gedung.
“Bak di luar berkapasitas 200 meter kubik atau setara 200 ribu liter air, sedangkan yang di dalam berkapasitas 48 meter kubik atau setara 48 ribu liter air. Wisma Atlet Mandala juga dilengkapi dua genset berkekuatan masing-masing 600 megawatt,” jelas Ramli.
Setara bintang tiga
Pembangunan Wisma Atlet Mandala telah sepenuhnya rampung dikerjakan. Kepastian itu ditandai penyerahan secara simbolis kunci wisma dari pihak kontraktor kepada Dinas PUPR Papua, pertengahan bulan lalu.
“Pekerjaan fisiknya telah 100% rampung. (Penggunaannya) tinggal menunggu diresmikan Bapak Gubernur dalam waktu dekat,” kata Kepala Dinas PUPR Papua Girius One Yoman.
Yoman dapat memastikan proyek tersebut berjalan tanpa cela. Keseluruhan pengerjaannya sesuai perencanaan dan aturan. “Inspektorat sudah menurunkan tim dan hasil pemeriksaan mereka sudah selesai. Semua pekerjaan (dinilai) sesuai kontrak kerja.”
Yoman menyebut fasilitas Wisma Atlet Mandala setara dengan hotel kelas bintang tiga. Dia pun berharap fasilitas tersebut dikelola secara profesional sehingga dapat mendatangkan pemasukan bagi keuangan daerah.
Sekretaris Umum KONI Papua Kenius Kogoya membandingkan kondisi Wisma Atlet Mandala dengan fasilitas serupa di daerah lain. Baginya, Wisma Atlet Mandala jauh lebih megah dan mewah.
“Ini lebih megah dan mahal (mewah) jika dibandingkan dengan Wisma Atlet Jaka Baring di Palembang, dan Wisma Atlet Century, Jakarta. Wisma Atlet Mandala termasuk salah satu yang terbaik di Indonesia bahkan di (negara kawasan) Pasifik,” klaimnya. (*)
Editor: Aries Munandar