Masyarakat Mesuji keluhkan pencemaran dari jalan raya

Pencemaran udara, pixabay.com
Ilustrasi pixabay.com

Kondisi jalan berdebu tebal pada musim kemarau juga diperparah dengan asap hitam pekat dari truk barang yang melintas

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Bandarlampung, Jubi  – Masyarakat Mesuji, Provinsi Lampung, mengeluhkan pencemaran udara dari jalan raya setempat. Tercatat kondisi jalan berdebu tebal pada musim kemarau juga diperparah dengan asap hitam pekat dari truk barang yang melintasi jalan nasional di daerah itu.

“Debunya tebal apalagi kalau tidak hujan. Ini sudah ada tujuh bulan tidak hujan,” kata Usup, 40 tahun, seorang warga setempat.

Baca juga : Car Free Day Jakarta belum mampu meningkatkan kualitas udara

Pencemaran udara di daerah ini mencapai ambang batas

Green Peace usir tongkang batu bara di Karimun Jawa

Menurut dia, jalur lintas timur (Jalintim) Mesuji sering dilalui oleh kendaraan besar yang mengangkut barang dengan tonase diperkirakan di atas 40 ton.

“Kadang kan mereka berhenti di pinggir jalan, saya pernah ngobrol-ngobrol, muatannya sampai di atas 40 ton,” kata Usup menambahkan.

Kendaraan besar yang melintas di jalintim Mesuji umumnya mengangkut sawit, karet, dan batu bara. Kondisi itu menimbulkan pencemaran udara yang sangat mengganggu, apa lagi di daerah itu sudah tidak ada hujan selama tujuh bulan.

“Tak hanya itu jalan di Jalintim juga banyak berlubang. Pernah ditambal, tapi tidak lama, rusak lagi,” kata Usup menjelaskan.

Sari warga Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji berharap agar pengguna jalan, khususnya kendaraan besar, membatasi bawaan atau melalui jalan tol guna menghindari polusi dan  kemacetan.

“Sebab mereka kalau melintas jalan sini, pasti macet. Biasanya yang sering macet itu sore hari,” kata Sari. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply