Masker scuba tak direkomendasikan, ini penjelasan praktisi

Masker di Papua
Ilustrasi pemakaian masker - Pexels.com.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Praktisi klinik sekaligus relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda’i mengatakan, masker scuba dibuat dari bahan tipis yang elastis, karena hanya terdiri dari satu lapisan kain dan kecenderungan menjadi longgar. Hal itu menjadi alasan masker scuba tidak direkomendasikan digunakan untuk perlindungan terhadap penularan virus penyebab Covid-19.

Read More

“Masker scuba itu tipis satu lapis, tidak efektif, karena bahannya neoprene, cenderung elastis. Jika ditarik pori akan membesar. Padahal kita butuh kemampuan filtrasinya,” kata Fajri, Jumat (18/9/2020).

Baca juga : Merauke butuh perda untuk menindak warga tidak bermasker

Warga tak pakai masker dihukum masuk ambulans berisi keranda

Jelang new normal, omzet penjual masker malah turun

Meski begitu Fajri menyebutkan, katun cult dua lapis sebenarnya sudah memberikan perlindungan. Jenis katun ini memiliki kerapatan 180 benang per inci dengan ketebalan 0,5 sentimeter. “Cotton cult paling bagus untuk (menyaring) partikel besar dan lebih kecil, 180 thread per inci, ketebalannya setengah sentimeter,” ujar Fajri menambahkan.

Ia menyarankan agar masyarakat yang sudah terlanjur membeli masker scuba bisa melapisi dengan dua lapis kain katun agar bisa lebih tebal. Meski ia mengakui belum ada penelitian yang menguji kombinasi scuba dan katun dua lapis.

“Tetapi setidaknya katun dua lapisnya yang akan memberikan proteksi utama. Jadi mungkin katun duluan (di depan baru scuba),” kata Fajri menjelaskan.

Merujuk pada penelitian ilmiah dalam jurnal ACS Nano belum lama ini, Fajri mengungkapkan, kemampuan electrostatic atau menyaring partikel-partikel yang lebih kecil menjadi poin penting di sini. Bahan sutra atau silk empat lapis bisa menyaring banyak partikel, diikuti chiffon yang merupakan gabungan 90 persen poliester dan 10 persen spandeks, lalu flanel yang terdiri dari 65 persen katun dan 35 persen poliester.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengungkapkan, masker dengan satu lapisan dan terlalu tipis memungkinkan virus penyebab Covid-19 menembus.

Terkait ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Satgas Covid-19 merekomendasikan kain tiga lapis yakni lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah untuk menyaring dan lapisan luar yang terbuat dari bahan seperti poliester. Penelitian dari Universitas Illinois menemukan, tiga lapis kain 100 persen katun sama protektifnya seperti masker bedah atau medis. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply