Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
Ternate, Jubi – Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Budi Waseso mengatakan, Provinsi Maluku Utara rawan menjadi pintu masuk penyelundupan narkotika dan obat terlarang (Narkoba) dari luar negeri ke Indonesia, karena wilayahnya terdiri atas pulau-pulau.
"Letak Malut yang berada di perbatasan dan banyak memiliki pelabuhan tradisional sangat memungkinkan dimanfaatkan oleh jaringan pengedar narkotika internasional untuk menyelundupkan narkoba di Indonesia," katanya usai Seminar Nasional Penguatan Peran Civil Society dan Deklarasi Anti Narkoba masyarakat Malut di Ternate, Kamis ( 23/3).
Menurutnya untuk mengantisipasi hal itu, diperlukan partisipasi masyarakat, terutama di wilayah pelabuhan tradisional, termasuk berbagai pihak terkait lainnya seperti aparat TNI dan Polri setempat.
Di setiap kabupaten/kota di Malut, kata Budi Waseso, seharusnya ada Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK), namun karena keterbatasan anggaran, sehingga saat ini, dari 10 kabupaten/kota di Malut, baru terbentuk tiga BNNK.
Menurut catatan BNN, hingga kini telah tercatat sedikitnya 5 juta jiwa korban pengguna narkoba, karena sistem keterbukaan belum jalan dan menjadi tantangan dalam pemberantasannya.
Untuk itu, BNN saat ini tengah berupaya membuat Laboratorium Narkotika Nasional sebagai komitmen dalam mencegah peredaran narkoba termasuk di wilayah Malut.
Kepala BNN RI, Komjen Pol Budi Waseso bersama Kabag Humas, Sulistiandriatmoko melakukan kunjungan kerjanya (kuker) selama dua hari ke Malut.
Dia menambahkan, pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Malut yang disinyalir sebagai jalur pintu masuk Peredaran Gelap Narkotika melalui jalur laut.
Sementara itu, Kapolda Malut, Brigjen Pol Dwi Tugas menyatakan pihaknya berkomitmen mendukung upaya BNN dalam memberantas narkoba.(*)