Papua No. 1 News Portal | Jubi
Kuala Lumpur, Jubi – Malaysia menyatakan prihatin terkait lambatnya perlucutan senjata nuklir, meski ada beberapa perkembangan positif dalam beberapa tahun terakhir. Kekhawatiran Malaysia disampaikan saat rapat pleno Majelis Umum PBB untuk memperingati dan mempromosikan Hari Internasional Untuk Penghapusan Senjata Nuklir, Selasa, (28/9/2021).
Dalam pertemuan dipimpin Ketua Majelis Umum PBB Abdulla Shahid dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Malaysia mengaitkan diri dengan pernyataan yang disampaikan Azerbaijan atas nama Gerakan Non-Blok.
Baca juga : Hidupkan lagi pakta nuklir, sejumlah negara besar akan temui Iran di PBB
Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah, mengajak masyarakat dunia agar tetap gigih dalam upaya penghapusan senjata nuklir, terlepas dari situasi keamanan yang tidak pasti dan berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.
“Status quo dunia dengan senjata nuklir tidak dapat diterima dan tidak berkelanjutan,” kataSaifuddin.
Menurut dia, upaya dunia bebas senjata nuklir telah lama menjadi keinginan masyarakat internasional sejak Sidang Umum PBB perdana pada 1946. Hal itulah yang menghasilkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) yang hingga saat ini tetap menjadi landasan perlucutan senjata nuklir global dan rezim non-proliferasi.
“Sementara kita semakin dekat dengan Konferensi Peninjauan NPT ke-10, ancaman eksistensial yang dihadapi umat manusia yang ditimbulkan oleh keberadaan dan modernisasi senjata nuklir tetap ada,” kata Saifuddin menambahkan.
Selama konferensi tinjauan NPT 1996, Malaysia menyatakan kekhawatirannya bahwa perpanjangan tidak terbatas tidak akan berfungsi sebagai insentif menuju universalitas perjanjian, tetapi akan menjadi kekuasaan penuh bagi negara-negara pemilik senjata nuklir untuk mempertahankan senjata nuklir mereka tanpa batas.
“Kekhawatiran ini tetap benar sampai hari ini. Untuk negara-negara yang memiliki senjata nuklir, mereka terus menjunjung tinggi potensi kegunaan senjata tersebut. Selain itu, negara payung nuklir juga terus mempromosikan keberadaan senjata tersebut,” katanya.
Terlebih lagi perlucutan senjata nuklir, kontrol senjata dan arsitektur non-proliferasi sedang mengalami ketegangan. Negara Jiran itu merekomendasikan satu-satunya jaminan mutlak untuk mencegah penggunaan senjata nuklir adalah penghapusan total senjata itu. (*)
Editor : Edi Faisol