Malaria masih menjadi ancaman masyarakat Kabupaten Jayapura

Seorang pekerja sukarela atau Amal saat melakukan pemeriksaan terhadappasien yang sakit malaria, Jubi/doc pribadi.
Seorang pekerja sukarela atau Amal saat melakukan pemeriksaan terhadappasien yang sakit malaria, Jubi/doc pribadi.

Penderita penyakit tersebut masih tertinggi dengan urutan keempat dari daerah lain se Papua.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Sentani, Jubi –Penyakit malaria di masih menjadi ancaman  masyarakat di Kabupaten Jayapura. Hal itu dibuktikan dengan penderita penyakit tersebut masih tertinggi dengan urutan keempat dari daerah lain se Papua.

“Meski berkurang setiap tahun, namun tidak turun secara drastis. Hanya perlahan-lahan semakin menurun,” kata Kepala Bidang  Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit, Dinkes Kabupaten Jayapura, Punggut Sunarto, Rabu, (15/1/2020).

Baca juga : Ahli berperan bebaskan Biak Numfor dari malaria

Jayawijaya berada di stratifikasi kuning angka beban Malaria di Papua

Kabupaten/kota penyelenggara PON diminta pastikan malaria tidak mewabah

Sunarto menyebutkan Kabupaten Jayapura sebagai daerah endemis, secara geografis banyak rawa-rawa yang sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk malaria. Hal itu menjadikan Pemkab  Jayapura terus menekan angka malaria dengan berbagai upaya yang tak hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan, nmun juga kerja keras bersama masyarakat.

“Untuk mencegah malaria sekarang kita tidak kerja sendiri, kami bekerja sama dengan masyarakat untuk mengatasi penyebaran malaria,” kata Sunarto menambahkan.

Salah satu upaya melibatkan masyarakat dengan menjalin kerja sama dalam Siamal,  yang merupakan salah satu kelompok masyarakat relawan memberantas malaria. Peran kelompok Siamal  itu berkunjung dari rumah ke rumah untuk melakukan pemeriksaan  penderita. “Relawan Siamal itu tidak dibayar  mereka kerja dengan sukarela,” kata Sunarto menjelaskan

Novita Kreuta, seorang masyarakat di kawasan Doyo Baru, Kabupaten Jayapura,  mengaku jika sakit malaria dirinya melakukan pengobatan di RSUD Yowari. “Saya kemarin malaria karena bermain air yang kurang baik sehingga sempat opname juga,” kata Novita.

Ia mengaku menggunakan kelambu untuk mengatasi tersebarnya malaria dalam keluarga. “Untuk menghindari nyamuk memang kami pakai kelambu tapi yang lain tidak, kalau bisa bagikan kelambu lagI,” katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply