Makanan tradisional Papua siap disajikan di Kemah Budaya Nasional

Ketua Kwartir Cabang Jayapura, Aleks Dusai - Jubi/Engel Wally
Ketua Kwartir Cabang Jayapura, Aleks Dusai – Jubi/Engel Wally

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Makanan tradisional Papua, secara khusus dari Kabupaten Jayapura, siap ditampilkan pada acara Kemah Budaya Nasional X di Padang, 26-31 Agustus.

Read More

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka Nasional ini akan diikuti oleh seluruh Dewan Kerja Daerah (DKD) Gerakan Parmuka di seluruh Indonesia.

Kontingen Papua dipercayakan kepada Kwartir Cabang Kabupaten Jayapura yang telah mengutus sembilan Pramuka terbaik dari daerah ini.

Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Jayapura, Aleks Dusai, mengataka, pada iven Kemah Budaya Nasional X di Kota Padang, Papua akan menampilkan makanan tradisional, seni budaya, dan sejumlah informasi terkait Papua secara umum.

“Makanan tradisional yang ditampilkan adalah gelisa yaitu sayur-sayuran yang dicampur antara daun genemo, sayur lilin dengan santan kelapa. Yang berikut ada swamening, sayur daun gedi yang diisi dengan ikan asar, sayur lilin dan sagu, serta ulat sagu yang dibakar atau sate ulat sagu. Ini makanan khas masyarakat di daratan Tabi secara umum dan khususnya di Kabupaten Jayapura,” jelas Aleks, saat ditemui di Sentani, Jumat (23/8/2019).

Dikatakan, dari kegiatan yang diikuti oleh perwakilan Pramuka Kabupaten Jayapura diharapkan ada banyak informasi serta ilmu yang didapat dari daerah lain, dan nantinya diimplementasikan di kegiatan Pramuka di daerah ini.

“Pastinya ada semacam pertukaran informasi dan juga budaya dari setiap peserta yang hadir dalam kegiatan ini. Kami berharap adik-adik yang mengikuti kegiatan ini tetap fokus untuk hasil terbaik dan juga menjaga nama daerah dalam kegiatan berskala nasional ini,” ujarnya.

Sementara itu, Niko, salah seorang pengurus Kwarir Cabang Paramuka Kabupaten Jayapura, mengatakan Kemah Budaya Nasional ini sebelumnya sudah dilakukan seleksi di masing-masing kwartir ranting dan gugus depan (gudep).

“Dari hasil seleksi beberapa waktu lalu di Sentani Barat Moi, memang semua menampilkan hasil terbaik dari masing-masing ranting dan gudep, tetapi untuk mewakili daerah ditentukan yang terbaik,” ungkapnya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply