Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ketua Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Wilayah Beam di Jayapura, Akias Yas Wenda menyatakan sejak beberapa bulan terakhir proses belajar mengajar di SD Inpres Beam, Distrik Beam, Kabupaten Lanny Jaya, Papua tidak berjalan maksimal. Selain kekurangan guru, kepala SD Inpres Beam jarang berada di tepat tugas.
Kegiatan belajar mengajar di SD Inpres Beam tidak teratur, dan kerap kali dijalankan oleh para relawan mahasiswa yang telah yang sedang kembali ke wilayah itu. Mereka secara sukarela mengajar murid SD Inpres Beam karena prihatin dengan kondisi yang ada kini.
“Kepala SD Inpres Beam lebih sering berada di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Di SD Inpres Beam hanya sekitar dua guru aparatur sipil negara, akan tetapi mereka juga tidak berada di tempat tugas,” kata Akias Yas Wenda di kantor Redaksi Jubi, Minggu (16/6/2019) malam.
Masalah serupa menurutnya, sudah pernah terjadi beberapa tahun lalu. Namun ketika dilakukan pergantian kepala sekolah, proses belajar mengajar kembali normal. Beberapa bulan lalu, kembali dilakukan pergantian kepala sekolah SD Inpres Beam, namun kepala sekolah yang baru jarang berada di tempat tugas.
“Kami mahasiswa bersama para guru sukarela di SD Inpres Beam telah mengumpulkan data dan menyampaikan masalah itu ke Dinas Pendidikan Lanny Jaya. Namun hingga kini belum ada tanggapan dari Dinas Pendidikan Lanny Jaya,” ujarnya.
Wenda menyatakan mahasiswa dan masyarakat Beam berharap Dinas Pendidikan Lanny Jaya atau Bupati Lanny Jaya segera mengganti Kepala SD Inpres Beam dengan guru yang peduli dengan pendidikan di wilayah tersebut. “Banyak anak-anak daerah yang peduli. Kami akan terus bersuara hingga ada pemerintah menindaklanjuti masalah ini. Kami tidak mau masa depan generasi muda Beam hancur,” ucapnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Hery Dosinaen mengatakan pendidikan di Papua memang perlu mendapat perhatian khusus. Kondisi geografis dan faktor risiko keamanan masih menjadi tantangan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Menurutnya, pendidikan di kampung-kampung perlu ditata dan dicarikan model yang baik. “Keterbatasan yang ada jangan menjadi penghambat. Tetapi harus dapat memacu semangat untuk bangkit menuju kemandirian,” kata Hery Dosinaen belum lama ini. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G