Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Sentani, Jubi – Mahasiswa Indonesia dan Papua di kota Kembang Bandung, Jawa Barat, menggelar aksi solidaritas peduli Nduga, dengan melakukan penggalangan bantuan kemanusiaan untuk warga Nduga yang hingga sekarang masih mengungsi.
"Posko ini dibuka mulai 26 Januari 2019. Lewat aksi ini kami mau menyampaikan ke publik bahwa di Nduga Papua, hari ini tidak baik-baik saja. Sejak 2 Desember 2018, ada mobilitas besar-besaran aparat TNI/PORLI, yang diinstruksikan beberapa petinggi negara Indonesia, mengakibatkan pelanggaran HAM berat di Nduga, hingga masyarakat Nduga harus mengungsi dari tempat tinggalnya ke hutan dan daerah-daerah terdekat," ucap Melkias Tabuni, humas posko Nduga.
Melkias mengatakan dari kejadian itu hingga saat ini masyarakat masih mengungsi di hutan dan kabupaten tetangga, seperti Jayawijaya dan Lanny Jaya.
"Bahkan sampai saat ini rakyat Nduga mengalami krisis kesehatan dan makanan. Bahkan ada yang meninggal, seperti seorang mama yang melahirkan baru meninggal, saat dalam pengungsian," jelasnya.
Imasepa Jabar minta aparat yang masih berada di Nduga segera ditarik karena dengan adanya mereka membuat rakyat di Nduga takut.
“Kami mahasiswa peduli kemanusiaan Nduga menyampaikan kepada Indonesia agar segera menarik aparat TNI/PORLI dari Kabupaten Nduga. Negara stop mobilisasi militer ke Papua khususnya di Nduga," Kata Melkias, kepada Jubi melalui Mesengger, Senin (28/1/2019) malam.
Melkias mengatakan kehadiran militer di Nduga bukan membuat situasi membaik namun memunculkan trauma berkepanjangan warga setempat.
"Kehadiran militer di Nduga bukan untuk mengamankan masyarakat sipil, melainkan menjadi momok dan trauma yang mendalam bagi rakyat Nduga. Mobilisasi militer pernah terjadi pada tahun 1996 yaitu operasi Mapenduma yang mengakibatkan banyak rakyat sipil meninggal dunia dan hilang," katanya.
Penggalangan dana ini, katanya, dilakukan di Asrama Imasepa, Cilaki Bandung, dengan menggelar berbagai kegiatan.
"Penggalangan donasi untuk rakyat Nduga bisa berupa uang, pakaian, selimut, obat-obatan, pembalut, buku tulis, dan buku bacaan. Kami juga menggelar pameran foto korban Nduga dan pengungsi yang sampai saat ini masih di hutan. Juga mimbar bebas, musik, pembacaan puisi, dan doa bersama untuk para korban selama operasi militer di Nduga. Kegiatan berlangsung dari pukul 14:00 sampai 22:00 WIB," jelasnya.
Penggalangan donasi dilakukan tidak hanya untuk mahasiswa Papua di Bandung, namun bagi semua orang yang peduli masalah Nduga.
"Kami tidak bisa pastikan kapan berakhirnya posko ini. Posko ini akan berakhir ketika masyarakat di Nduga sudah bisa aman dan yang mengungsi bisa pulang ke kampung halaman mereka," kata Melkias.
"Bagi yang akan berdonasi uang, bisa transfer ke rekening Bank BRI 0655 0100 7210 508 (Miles Come). Nara hubung Ricko Syahputra, HP: 0858 0836 4246," katanya.
Mella Kosay, mahasiswi di salah satu universitas di Kota Kembang, mengatakan aksi yang dilakukan ini merupakan aksi kepedulian mahasiswa Papua di Jabar dan masyarakat Bandung lainnya.
"Kegiatan ini solidaritas kemanusiaan dari kawan-kawan Indonesia dan kami yang ada di Bandung. Kegiatannya masih berlanjut kira-kira sampe dua minggu ke depan," katanya. (*)