Macron peringatkan Rouhani tentang kosekuensi jika kesepakatan melemah

Bendera Iran, Papua
Bendera Iran, pixabay.com
Bendera Iran, pixabay.com

Macron berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, sehari sebelum Iran dijadwalkan meningkatkan kemurnian pengayaan uranium di atas batas yang ditetapkan oleh kesepakatan Iran dengan negara besar.

Papua No. 1 News Portal | Jubi,

Read More

Paris, Jubi– Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan sangat prihatin dengan lemahnya kesepakatan nuklir Iran pada 2015. Ia memperingatkan mengenai konsekuensi yang tak terelakkan dari tindakan semacam itu.

Macron berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, sehari sebelum Iran dijadwalkan meningkatkan kemurnian pengayaan uranium di atas batas yang ditetapkan oleh kesepakatan Iran dengan negara besar.

“Presiden mengingatkan keprihatinannya yang mendalam mengenai resiko akibat makin lemahnya kesepakatan nuklir 2015, dan konsekuensi tak perlu yang akan mengikutinya,” kata satu pernyataan yang dikeluarkan presiden Prancis tersebut, dikutip Reuters, (sabtu, (6/7/2019)

Tidak jelas konsekuensi apa yang sesungguhnya dirujuk oleh pernyataan tersebut. Namun para pejabat di kantor Macron tidak menanggapi permintaan penjelasan.

Para diplomat Eropa telah mengatakan pelanggaran lebih lanjut terhadap kesepakatan itu dapat membuat semua pihak Eropa termasuk  Prancis, Jerman dan Inggris memicu sengketa mekanisme penyelesaian mengenai kesepakatan yang akhirnya bisa mengarah kepada penerapan lagi sanksi PBB.

Tercatat pengumuman yang disampaikan Iran dikeluarkan pada saat peningkatan tajam bentrokan AS-Iran, setahun setelah Washington keluar dari kesepakatan itu dan memberlakukan lagi sanksi yang telah dicabut berdasarkan kesepakatan sebagai imbalan bagi pengekangan Teheran atas program nuklirnya.

Iran telah menuntut Eropa berbuat lebih banyak untuk menyelamatkan kesepakatan tersebut dengan menjamin Iran memperoleh manfaat ekonomi, terutama penghasilan minyak yang sangat diperlukan yang secara khusus dijadikan sasaran oleh Amerika Serikat.

Macron, yang sangat ingin membiarkan pintu terbuka bagi dialog, dan mengatakan meskipun ada tenggat 7 Juli, ia telah sepakat dengan Rouhani untuk mencari antara saat ini dan 15 Juli kondisi yang memungkinkan dilanjutkannya dialog antara semua pihak.

Pernyataan dari pihak Rouhani tampaknya tidak menyatakan Iran bersedia bagi dialog semacam itu kecuali semua sanksi yang dijatuhkan atas Iran dicabut. (*)

editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply