Papua No.1 News Portal | Jubi
Port Vila, Jubi – Mahkamah Agung Vanuatu telah mengambil putusan untuk mendukung keputusan mantan Ketua Parlemen yang mengeluarkan 19 Anggota Parlemen (MP) pemerintah dari parlemen negara itu.
Putusan MA tampaknya akan menimbulkan kolapsnya pemerintah berlaku saat ini di bawah pimpinan Bob Loughman dan Vanua’aku Pati.
Gracia Shadrack mengundurkan diri dari jabatan ketua parlemen awal pekan lalu, setelah mengambil keputusan bahwa 19 MP, termasuk Perdana Menteri Loughman, sudah dikosongkan kursinya karena tidak hadir dalam sidang parlemen selama tiga hari berturut-turut.
Ke-19 MP tadi lalu mengajukan banding atas keputusan itu ke MA, mengklaim hak konstitusional mereka telah dilanggar.
Hakim Oliver Saksak menolak argumen itu.
Sebelumnya, penundaan parlemen telah diberlakukan sementara pemerintahan Loughman mengajukan banding tadi, sambil menunggu putusan siapa saja yang masih memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota parlemen.
Jika banding mereka gagal, yang sekarang telah terjadi, kemungkinan akan ada 19 pemilihan sela di Vanuatu agar ada perwakilan masyarakat yang menduduki kursi-kursi kosong tadi.
Dalam jangka pendek, pemimpin oposisi, MP Ralph Regenvanu memiliki kesempatan untuk membentuk pemerintahan baru dari dalam parlemen – dalam pemilihan tahun lalu parpolnya, Graon mo Jastis Pati berhasil memenangkan kursi parlemen terbanyak jika dibandingkan dengan partai lainnya.
Bahkan tanpa 19 MP dari sisi pemerintah, masih ada cukup banyak anggota parlemen di parlemen untuk mencapai kuorum dengan jumlah total parlemen 52 kursi. Selain mereka, masih ada 13 MP pemerintah di parlemen.
Regenvanu dan sisi oposisi, dengan 18 MP pendukungnya, kemudian bisa membentuk mayoritas dalam parlemen.
“Parlemen bisa melanjutkan sidang dan kembali memilih ketua parlemen yang baru, dan kemudian memilih seorang perdana menteri, dan perdana menteri dapat menunjuk menteri-menterinya,” jelas Regenvanu.
Putusan-putusan pengadilan yang sebelumnya, termasuk saat kursi MP Shadrack sendiri yang dinyatakan kosong karena ia absen berturut-turut pada 2019, telah menjadi preseden untuk putusan kali ini.
Mengenai putusan itu, Regenvanu mengungkapkan itu adalah proses hukum yang normal.
Saat ia mengundurkan diri sebagai ketua parlemen pekan lalu, Shadrack mengungkapkan kepada media lokal bahwa dia melakukan hal itu untuk menghindari munculnya kecurigaan bahwa dia berusaha untuk melindungi posisinya sendiri sebelum kasus banding atas keputusannya dimulai. Meskipun akhir-akhir ini dia mulai berselisih dengan kubu pemerintah, Shadrack sempat berpihak dengan pemerintah dan memilih calon ketua parlemennya yang baru, Seule Simeon.
Simeon telah memanggil parlemen untuk melanjutkan sidangnya pada Senin pagi ini.
Sementara itu, ibu kota Vanuatu marak dengan pembahasan bahwa 13 MP pemerintah yang masih memegang kursinya telah ditekan oleh 19 rekannya agar mereka mengundurkan diri sebagai bentuk solidaritas dan, dengan demikian, memaksa pelaksanaan pemilu penuh. (RNZ Pacific)
Editor: Kristianto Galuwo