Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerima surat resmi pengunduran diri Wahyu Setiawan, tersangka suap yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wahyu menyatakan mundur dari jabatannya sebagai anggota KPU dengan penuh kesadaran dan tanpa tekanan dari pihak mana pun.
“Sore ini, kami baru saja menerima surat pengunduran diri yang ditandatangani pak Wahyu Setiawan, dan bermaterai. Sesegera mungkin (surat pengunduran diri Wahyu) kami teruskan kepada Presiden, dan menyampaikan salinannya kepada DPR dan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu),” kata Ketua KPU Arief Budiman, saat konferensi pers, Jumat (10/1/2020).
Jika merujuk kepada hasil seleksi akhir calon anggota KPU, I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi berpeluang besar menduduki jabatan yang ditinggalkan Wahyu.
Raka Sandi saat pemungutan suara dalam pemilihan anggota KPU pada 2017 berada pada posisi delapan. Dia meraup 21 dukungan dari anggota DPR.
Jumlah dukungan terbanyak diperoleh Pramono Ubaid Tanthowi, dan Wahyu Setiawan, yakni sebanyak 55 suara. Kemudian, Ilham Saputra, dan Hasyim Asy’ari masing-masing 54 suara. Disusul, Viryan Azis dengan 52 suara, Evi Novida Ginting Manik dengan 48 suara, dan Arief Budiman dengan 30 suara.
“Nomor urut delapan itu (ialah) I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi. Dulu, dia Ketua KPU Bali. Sekarang, anggota Bawaslu Bali,” kata Arief.
Arief menyerahkan sepenuhnya kepastian penetapan dan pelantikan Raka Sandi menjadi anggota KPU kepada Presiden Joko Widodo. “(Pelantikan) tidak diatur batas waktunya. Jadi, kami serahkan sepenuhnya kepada Bapak Presiden.” (*)
Editor: Aries Munandar
