Papua No. 1 News Portal | Jubi
Makassar, Jubi – Peserta dari Kabupaten Mappi, Kota Jayapura dan Kabupaten Kepulauan Yapen lolos ke babak final cerdas cermat rohani (CCR) anak dalam ajang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I Katolik tingkat Provinsi Papua.
Regu dari ketiga daerah ini akan tampil pada babak final, setelah berhasil mengumpulkan poin tertinggi dalam babak semifinal yang berlangsung di Aula Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Papua di Kotaraja, Distrik Abepura, Kota Jayapura pada Jumat malam (15/11/2019).
Juri I lomba CCR anak dan remaja pada Pesparani I Katolik se-Provinsi Papua, Frans Guna mengatakan babak final CCR anak akan berlangsung, Sabtu (16/11) pukul 09.00 WIT.
“Materi CCR anak berisi pengetahuan umum terkait liturgi gereja dan hidup menggereja. Para peserta cukup menguasai pertanyaan- pertanyaan dan jawaban-jawabannya juga bagus,” kata Frans Guna, dalam rilis pers yang diterima Jubi, Jumat malam (15/11/2019).
Pemenang pertama nantinya akan mewakili Papua saat Pesparani Nasional.
“Regu yang keluar sebagai juara pertama CCR anak dan remaja nantinya, akan mewakili Papua saat Pesparani nasional di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada November 2020,” ucapnya.
Sementara itu, dalam lomba bertutur kitab suci, peserta dari Kabupaten Mimika, Victoria Israely Farneubun keluar sebagai juara pertama.
Peringkat kedua, ditempati Theresia Alexandra Claudia Pakpahan dari Kota Jayapura dan juara tiga adalah Vincentia da Lopez dari Kabupaten Dogiyai.
Panitia lomba, Yosephine Tiert mengatakan meski Victoria Israely Farneubun keluar sebagai juara pertama akan tetapi, kemungkinan yang bersangkutan tidak dapat mewakili Papua pada ajang Pesparani nasional II di Kupang, November 2020.
Menurutnya, sesuai aturan peserta lomba bertutur kitab suci pada Pesparani nasional mendatang, maksimal berusia 13 tahun. Sedangkan Victoria kini telah berusia 13 tahun atau saat Pesparani nasional akan berusia 14 tahun.
“Kami telah menyampaikan saat technical meeting, jika Pesparani Katolik nasional II di Kupang mendatang, khusus untuk peserta lomba bertutur kitab suci usianya maksimal 13 tahun,” kata Yosephine Tiert. (*)
Editor : Edho Sinaga