Papua No. 1 News Portal | Jubi
Cucuta, Jubi – Presiden Kolombia Ivan mengerahkan 14 ribu personel militer untuk meningkatkan kendali pemerintah ketika konflik di dekat perbatasan Venezuela. Kebijakan yang dilakukan pada Rabu (6/10/2021) kemarin itu dilakukan saat banyak kelompok bersenjata di dekat perbatasan Venezuela bersaing satu sama lain untuk mengendalikan produksi kokain.
Pengerahan 14 ribu personel militer itu menjadi yang terbesar dalam sejarah Kolombia baru-baru ini. Mereka tergabung dalam unit baru yang dikenal sebagai CENOR yang ditempatkan di provinsi Norte de Santander.
Baca juga : Wakil AS tolak seruan dialog Venezuela
Melanggar protokoler karantina, empat WN Eropa diusir dari Kolombia
Ivan Duque mengatakan unit tersebut akan berupaya untuk menghancurkan perdagangan narkoba dan terorisme, serta mencegah pendanaan bagi kejahatan terorganisir.
CENOR akan menghadapi anggota pemberontak Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), gerilyawan dari Tentara Pembebasan Nasional (ELN), dan kelompok kriminal termasuk Clan del Gulfo. Kelompok-kelompok bersenjata tersebut bersaing untuk mengendalikan tanaman koka, bahan utama pembuatan kokain.
Provinsi Norte de Santander adalah salah satu wilayah paling banyak terjadi kekerasan di Kolombia. Pada Juni, pemberontak FARC bertanggung jawab atas serangan bom mobil di pangkalan militer di Cucuta,Provinsi Norte de Santander, Kolombia. Ledakan bom mobil itu melukai puluhan orang.
Pengerahan 14 ribu personel militer itu juga akan disertai dengan investasi untuk mengatasi kemiskinan dan program pemberantasan untuk mengakhiri tanaman ilegal, kata pemerintah.
Tercatat, konflik bersenjata di Kolombia telah menewaskan lebih dari 260 ribu orang dan membuat jutaan warga mengungsi. Kolombia menuduh Venezuela melindungi kelompok-kelompok bersenjata ilegal dan membiarkan perdagangan narkoba dengan imbalan keuntungan.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro membantah tuduhan itu. “Kita perlu memastikan tidak ada kolusi di wilayah perbatasan untuk mensponsori perdagangan narkoba dan kejahatan internasional lainnya,” kata Presiden Kolombia Ivan Duque. (*)
Editor : Edi Faisol