Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Merauke, Ignasius Ndiken, mengingatkan masyarakat Marind agar tidak menjual adat hanya untuk kepentingan politik.
“Saya juga heran pernyataan Vincentius Kaize yang mengaku sebagai ketua empat golongan adat. Sejak kapan bersangkutan diangkat. Setiap kampung telah mempunyai ketua adat masing-masing. Olehnya kampung lain tak bisa datang mengatur disitu,” ujar Ignasius kepada Jubi, Senin (2/12/2019).
Ditanya pengangkatan Heribertus Silubun sebagai anak adat, Ignasius menegaskan dirinya tetap mempersalahkan para ketua adat. Karena mereka terlalu mudah menjual adat. Hanya gara-gara untuk mendapatkan sesuatu.
Ditegaskan, pemberian seseorang sebagai anak adat bukan segampang dibayangkan. Tidak serta merta dilakukan.
“Bagi saya orang adat tidak mengerti,” kritik dia.
Ignasius mensinyalir kemungkinan telah ada kesepakatan dibuat bersama Heribertus Silubun sebagai kompensasi terhadap anak adat yang didapatkan.
Ditambahkan, penyerahan dan pengukuhan Heribetus Silubun sebagai anak adat tidak sah. Jadi bagaimanapun juga harus dibatalkan karena itu tidak mewakili orang Marind.
Heribertus Silubun, yang berniat maju dalam bursa pemilihan Bupati Merauke tahun depan, beberapa waktu lalu mengatakan ada sejumlah pihak menuding kalau dirinya memberikan uang kepada sejumlah ketua adat untuk mendapatkan status sebagai anak adat dan masuk marga Kaize.
“Saya bukan orang kaya dan tidak punya uang. Saya hanya memberi dengan pelayanan yang sudah berjalan dari tahun ke tahun ketika masih menjadi pengacara hingga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke sampai sekarang,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari